Durian menjadi salah satu buah yang populer khususnya di kawasan Asia Tenggara. Aromanya yang khas membuat banyak orang suka dan senang menikmatinya.
Buah ini dijuluki sebagai raja buah. Namun, tahukah detikers tentang mitos buah durian? Berikut ini detikSumbagsel merangkum mitos dan fakta tentang buah durian.
Mitos dan Fakta Durian:
Dilansir dari laman detikFood dan Honestdocs, berikut mitos dan fakta durian yang banyak dipercaya masyarakat Indonesia:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Durian Menyebabkan Demam
Di balik kelezatan rasanya, tak sedikit orang yang mengatakan bahwa durian adalah buah yang panas dan dapat menyebabkan demam dan batuk jika dikonsumsi berlebihan. Dokter dari Raffles Medical Group, dr. Wong mengatakan tidak ada kaitannya antara durian yang panas dengan demam dan batuk. Durian hanya berpengaruh pada kenaikan suhu tubuh pada proses metabolismenya saja.
2. Durian Pemicu Kolesterol
Banyak orang yang beranggapan durian dapat menyebabkan kolesterol yang berbahaya bagi kesehatan. Namun, faktanya buah durian sama sekali tidak memicu kolesterol.
Justru durian mengandung banyak nutrisi penting seperti vitamin C, vitamin B kompleks, kalium, zat besi, serat hingga lemak tak jenuh tunggal yang bermanfaat dalam membantu menurunkan kadar LDL dan trigliserida. Meski demikian, daging buah durian memiliki kalori yang tinggi dan gula sederhana-sukrosa, fruktosa dan glukosa.
Jadi, untuk penderita diabetes atau pemilik gula darah tinggi sebaiknya lebih waspada. Namun, pada orang sehat hal ini bisa dimanfaatkan sebagai alternatif dalam mendongkrak kembali energi yang terkuras.
3. Durian Dapat Meningkatkan Libido
Beberapa orang meyakini durian bisa meningkatkan libido. Di tambah lagi, sebuah penelitian di India menemukan tikus jantan yang diberi durian selama dua minggu mengalami peningkatan.
Alasan paling logis dari keyakinan itu adalah durian yang dapat sedikit menyebabkan lonjakan suhu tubuh, sehingga dikaitkan dengan peningkatan libido.
4. Durian Aman untuk Penderita Diabetes
Durian justru wajib dibatasi untuk penderita diabetes. Tak banyak yang menyadari durian mengandung kadar gula yang tinggi walaupun gula alami. Dr. Soh mengatakan penderita diabetes wajib waspada dengan kandungan karbohidrat durian, sebab satu biji durian mengandung 20-30 gram karbohidrat dari gula yang setara dengan satu kaleng minuman soda atau satu mangkuk nasi.
5. Kombinasi Durian yang Berbahaya
Sejumlah minuman dipercaya tidak layak untuk dipadukan dengan durian, misalnya alkohol dan susu. Kedua minuman ini konon dapat memberikan efek yang berbahaya hingga mematikan jika dikonsumsi bersama durian.
Namun, tidak ada bukti ilmiah maupun secara medis durian dan alkohol dapat berdampak fatal. Hanya saja, kadar serat dan karbohidratnya yang tinggi dapat memicu produksi asam lambung untuk mencernanya.
6. Minum Air dari Kulit Durian Agar Tidak Mabuk
Mungkin detikers sering mendengar bahwa minum air langsung dari kulit durian dapat mencegah dan mengatasi mabuk durian. Hal tersebut memang ada benarnya, karena pada kenyataannya minum air putih dapat menetralkan efek panas yang ditimbulkan setelah mengonsumsi durian.
Begitu juga dengan anjuran meminum air garam yang juga mampu membantu memoderasi efek yang tidak diinginkan dari makan durian. Namun, tak harus meminumnya langsung dari kulit durian. Jadi, kalau terasa mabuk setelah makan durian, ada baiknya untuk segera minum air putih.
7. Manggis Menangkal Sifat Panas Durian
Ada anggapan yang menganjurkan seseorang untuk mengonsumsi manggis selepas makan durian agar efek panas durian dalam tubuh dapat dinetralkan. Namun, sampai saat ini tidak ada satupun bukti ilmiah yang memperkuat kebenaran dari anggapan ini.
Sebenarnya, kebiasaan mengonsumsi buah durian dan manggis secara bersamaan semacam ini hanya kebetulan belaka, lantaran waktu panen dari keduanya yang cenderung berbarengan. Jadi, anggapan bahwa buah manggis dapat menjadi penangkal sifat panas dari durian hanya sekadar mitos.
Nah, itulah mitos dan fakta tentang buah durian yang dirangkum detikSumbagsel. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Wulandari, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/csb)