Starbuck Keliling (starling) saat ini tengah menjamur di Kota Palembang. Kopi keliling ini bahkan bisa terlihat hampir di setiap titik keramaian di Kota Palembang dengan berbagai produk kopi dan susu kekinian.
Dulu starling ini identik dengan penjual kopi instan yang menggunakan sepeda lalu berkeliling. Starling ini biasanya mangkal di tempat keramaian seperti di area perkantoran, kawasan mal hingga di wilayah proyek pembangunan yang banyak pekerjanya. Starling biasanya menawarkan berbagai aneka kopi instan dan cemilan yang enak serta murah.
Andisman bersama rekannya Ervandi menciptakan usaha kopi keliling yang mereka beri nama Kopi Jangkar. Mereka mengklaim kopi Jangkar ini adalah kopi keliling pertama yang ada di Kota Palembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menjalankan usaha keliling, keduanya semula hanya menjual kopi bubuk produksi rumahan. Namun karena harga bijih kopi sempat melambung tinggi, akhirnya Andisman dan rekannya mencari cara untuk bisa memutar uang penghasilan.
Keduanya berfikir dengan membuka usaha kopi keliling maka para pecinta kopi bisa menikmatinya, tanpa harus pergi ke kafe atau kedai kopi.
"Awalnya hanya menjual kopi bubuk produksi rumahan. Biji kopi yang diambil dan diproduksi pun dari Sumsel tepatnya di Semendo, Muara Enim. Kopi ini di-roasting hingga memasarkan produknya ke pasar, warung dan toko-toko. Tapi akhirnya, kami sepakat membuat kopi keliling agar dapat menghasilkan cuan dari produk kopi juga dengan konsep yang berbeda," kata dia.
Keduanya memiliki industri rumah tangga untuk meracik kopi tersebut yang terletak di Jalan Abusamah, Sukabangun II, Palembang. Diakui Andisman, kopi keliling ini konsepnya dibuat untuk para pecinta kopi dan memiliki berbagai varian kopi dan non kopi.
"Kopi kan seperti sekarang sudah menjadi kebutuhan, kalau nggak ngopi itu gimana rasanya. Nah, Kopi Jangkar memberikan solusi khususnya bagi pecinta kopi yang tidak perlu repot jauh-jauh ke kedai kopi untuk minum kopi dengan harga yang terjangkau," tuturnya.
Andisman menjelaskan kopi keliling yang dinamai Kopi Jangkar ini sudah beroperasi sekitar 7 bulan, sejak Februari 2024. Nama jangkar sendiri memiliki filosofi tersendiri yakni kopi keliling ini diklaim bisa melebur ke semua kalangan dari mulai level kelas atas hingga bawah.
"Kita menyediakan kopi dengan harga yang terjangkau. Paling murah itu Rp 8 ribu dan paling mahal itu Rp 12 ribu. Jadi cukup dijangkau semua kalangan dan bahkan anak-anak sekolah juga," ujarnya.
Ia menyebut ada 7 menu yang dijual, yakni kopi susu jangkar, kopi susu gula aren, kopi Milo, americano dan black charcoal latte. Sedangkan untuk non kopi, ada teh tarik, lemon tea, dan signature chocolate.
Saat ini, kata Adisman, gerai keliling yang menggunakan sepeda listrik itu sudah ada empat, yang berkeliling di beberapa tempat. Di antaranya di kawasan Kantor Gubernur Sumsel, Taman TVRI, Kambang Iwak Park, Celentang, Sekip, Rajawali hingga Jalan Kolonel Haji Burlian. Operasionalnya mulai pukul 08.00-16.00 WIB.
"Saat ini baru ada empat kopi keliling, target kita itu 10 nanti dan kita akan membuka gerai keliling juga di Lampung," ucapnya.
Adisman menjelaskan sejauh ini penjualan Kopi Jangkar dalam sehari bisa mencapai 70-80 gelas kopi. Pembelinya didominasi oleh pekerja kantoran, generasi milenial dan gen z.
"Tapi tak jarang juga ada anak-anak sekolah yang beli. Karena harganya murah ya," katanya.
(dai/dai)