IWAS, pria difabel tersangka pelecehan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), diketahui masih terdaftar sebagai mahasiswa. Kampus tempatnya mengenyam pendidikan mengungkap sosok IWAS sebagai mahasiswa yang ternyata sering tidak masuk kuliah.
Dilansir detikBali, IWAS disebut kerap bermasalah dalam perkuliahan. Selain sering bolos, indeks prestasi (IP) pemuda 22 tahun itu juga rendah. Hal tersebut diungkapkan Wakil Dekan II Fakultas Dharma Acarya Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram, Ni Wayan Rasmini.
Rasmini mengatakan saat ini IWAS menempuh Semester 7. Pada salah satu mata kuliah dengan total 14 pertemuan, IWAS tercatat hanya masuk dua kali. Padahal IWAS terlihat sering ada di lingkungan kampus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kesehariannya, IWAS ini datang ke kampus, tetapi sampai di tempat parkir lalu hilang, tidak pernah masuk kelas. Buktinya absensinya tidak pernah ada. Di absensi semester ini, hanya dua tanda tangan IWAS," jelas Rasmini kepada detikBali, Jumat (13/12/2024).
Indeks prestasi IWAS pun tercatat tidak pernah di atas angka 3. Dalam kartu hasil studi (KHS) IWAS, nilainya rata-rata di angka 2,5. Rasmini mengungkap IWAS pernah cuti kuliah pada Semester 2.
"IP IWAS di semester I itu 1,7, lalu di semester II IP-nya 0 karena cuti, semester III IP-nya 1,9. Lalu di semester IV IP-nya 2,35, semester V IP-nya 0,4 karena tidak pernah masuk kuliah. Kemudian di semester VI IP IWAS 0,8, dan di semester sekarang belum ada karena dia tidak pernah datang kuliah, jadi belum ada penilaian di tengah semester ini," lanjutnya.
Hal serupa juga dibeberkan ketua BEM inisial GW. Menurutnya, IWAS sering tidak masuk kuliah tanpa alasan jelas.
"Dari laporan teman kelasnya, dia (IWAS) ini memang jarang masuk kelas. Dia ada di sekitaran kampus, tapi tidak masuk ke kelas," kata GW, Jumat (13/12/2024).
GW mengatakan sebenarnya IWAS cukup dikenal aktif di masyarakat dengan keterbatasan fisiknya. IWAS juga dikenal ramah dan suka menyapa. Yang menurutnya aneh, IWAS sering meminta mahasiswi-mahasiswi untuk mengantarnya pulang.
"Karena dia punya keterbatasan, dia suka minta diantar pulang sama teman-teman kampus perempuan. Ada teman pria juga, tapi kebanyakan teman-teman perempuan yang antar dia," tuturnya.
IWAS saat ini berstatus tersangka dan menjadi tahanan rumah. Awalnya kasus mencuat dari laporan mahasiswi inisial MA. Kemudian jumlah korban yang diketahui terus bertambah hingga mencapai 15 orang. Tiga di antaranya anak di bawah umur.
(des/des)