Penumpang Matnur, Sopir Travel yang Tewas di Muba, 3 Kali Minta Ganti Tujuan

Sumatera Selatan

Penumpang Matnur, Sopir Travel yang Tewas di Muba, 3 Kali Minta Ganti Tujuan

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Jumat, 13 Sep 2024 09:30 WIB
Penemuan mayat di Musi Banyuasin diduga sopir asal Tanjab Barat, Jambi.
Lokasi penemuan Matnur di Musi Banyuasin, Sumsel. Foto: Dok. Polres Musi Banyuasin
Musi Banyuasin -

Matnur alias Inun (48) ditemukan tewas di Desa Telang, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Diduga korban tewas dibunuh dan dirampok usai mengantarkan penumpang. Menurut penuturan saksi, penumpang Matnur sempat meminta ganti tujuan hingga tiga kali.

Salah satu teman korban, Asmadi, menuturkan sebelum Matnur ditemukan meninggal dunia di Muba, Senin (9/9) sekitar pukul 06.00 WIB, korban berangkat dari rumahnya di Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi dengan mobil Fortuner BH 1455 HJ.

"Ada teman sesama sopir travel juga melihat korban menjemput tiga orang penumpang laki-laki dari pelabuhan Roro. Mereka ini katanya dari Batam," ujarnya saat dihubungi detikSumbagsel, Kamis (12/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban kesehariannya memang bekerja sebagai sopir travel dari Tungkal ke Kota Jambi," sambungnya.

Selain tiga orang penumpang tersebut, ada satu penumpang perempuan yang merupakan anak pesantren. Orang tua anak pesantren ini kenal dengan korban karena sempat menginap di rumah korban dan meminta kepada korban untuk mengantarkan anaknya pulang ke pesantren di Tulang Bakung.

ADVERTISEMENT

Saat di perjalanan, ketiga orang penumpang ini awalnya minta di antar ke Telanai Kota Jambi. Lalu berubah lagi minta diantar ke The Hok Jambi. Lalu destinasi berubah lagi.

"Cerita anak pesantren itu (tiga) penumpang tersebut awalnya minta antar ke Telanai sambil ngehubungin orang saat minta antar ke Telanai itu. Lalu berubah lagi minta antar ke The Hok, terus berubah lagi minta antar ke Bakung terus berubah lagi. Kemudian korban dapat telepon dari ibunya kenapa anaknya belum sampai ke pesantren. Terus kata penumpang itu ya sudah antar saja dulu anak pesantren itu," ungkapnya.

Setelah anak pesantren tadi diantar, korban sempat mengambil barang pesanan customernya. Bahkan terduga pelaku sempat membantu korban mengangkut barang ke mobil dan membantu menurunkan barang tersebut dari mobil.

"Kata pemilik rumah sempat melihat terduga pelaku membantu korban menurunkan barang pesanan customernya," ujarnya.

Usai mengantar pesanan ke The Hok, sekitar pukul 10.30 WIB istri korban menghubungi korban minta izin mau pergi kondangan yang jaraknya agak jauh. Saat korban mengangkat telpon dari istrinya, dia hanya menjawab singkat, "Oh, iyalah." Padahal, menurut Asmadi, biasanya korban dan istri mengobrol agak lama jika bertelepon.

"Pukul 11.00 WIB korban sudah hilang kontak. Pukul 15.00 WIB istrinya mulai curiga kenapa suaminya tidak ada kabar biasanya sebelum pulang ke rumah ia mengabarkan akan pulang. Karena korban ini jam 17.00 WIB pasti sudah pulang ke rumah," tuturnya.

Saat korban sudah tidak bisa dihubungi lagi, keluarga korban melapor ke Polda Jambi. Kebetulan ada kenalan di sana yang bisa mencoba melacak ke berada korban dengan nomor ponsel korban satunya lagi.

"Handphone korban ada dua. Satunya waktu dilacak masih aktif dan terakhir dilihat arah Bayung Lencir. Sudah itu baru dapat kabar penemuan mayat diduga adalah korban," tuturnya.

Menurutnya, saat korban dibawa ke RSUD Bayung Lencir, keluarga korban juga ada di sana. Sekitar pukul 22.00 WIB, korban dibawa ke RS Bhayangkara Jambi untuk diautopsi.

"Itu memang Matnur karena di sakunya ditemukan KTP korban. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan husnul khotimah karena dia meninggal saat lagi mencari rezeki," ungkapnya.

Ia pun mengimbau kepada sopir travel untuk berhati-hati dalam mencari penumpang. Jika ada yang mencurigakan dengan mengganti lokasi tempat antar, lebih baik segera turunkan di tempat ramai dan jangan tergiur dengan bayaran mahal.




(des/des)


Hide Ads