Sederet Kasus Sopir Dibegal di Jambi, Ada Diikat di Pohon hingga Jasad Dibuang

Jambi

Sederet Kasus Sopir Dibegal di Jambi, Ada Diikat di Pohon hingga Jasad Dibuang

Dimas Sanjaya - detikSumbagsel
Jumat, 13 Sep 2024 10:01 WIB
Ilustrasi Begal, Rampok, Jambret. Andhika Akbarayansyah/infografis.
Ilustrasi begal (Foto: Andhika Akbarayansyah)
Jambi -

Matnur (48), sopir travel asal Tanjab Barat, Jambi, ditemukan tewas diduga menjadi korban pembegalan. Jasad korban ditemukan di Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

Adanya kasus tersebut, menambah catatan kasus pembegalan sadis yang terjadi di Jambi sepanjang 2024. Dalam catatan detikSumbagsel, setidaknya kasus ini sudah yang ketiga kalinya terjadi di Jambi dalam beberap bulan terakhir ini. Modus operandinya kurang lebih sama, yakni, berpura-pura menjadi penumpang.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudhistira mengimbau kepada driver untuk selalu waspada dan menjaga keamanan diri, seperti memasang CCTV di dalam mobil dan measang GPS untuk mudah dilacak keberadaanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mengimbau kepada masyarakat yang pertama berprofesi sebagai driver travel untuk selalu waspada, kemudian melengkapi diri keamanan diri yang tidak menyalahi aturan, seperti CCTV dalam mobil, ya, silakan, atau GPS silakan. Itu memungkinkan untuk memudahkan keluarga mencari meski tidak bisa berkomunikasi lagi tapi bisa kita lacak kendaraannya," kata Andri, Kamis (12/9/2024).

Berikut deretan kasus driver yang menjadi korban begal di Jambi sepanjang tahun 2024.

ADVERTISEMENT

1. Sopir Kargo Dibegal, Ditodong Pisau-Diikat ke Pohon

Pada Sabtu (20/1/2024), seorang sopir layanan kargo aplikasi online bernama Supiyanto (40) menjadi korban begal saat menerima orderan customer. Korban ditodong pisau hingga diikat di pohon oleh 5 orang yang tak dikenalnya.

Peristiwa sadis itu terjadi di Jalan Citra Raya, Desa Pematang Gajah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, sekira pukul 18.30 WIB, Sabtu (20/1/2024).

Kapolres Muaro Jambi AKBP Wahyu Bram mengatakan, kronologi kejadian berawal saat korban menerima orderan layanan cargo melalui aplikasi angkutan online pada Kamis (18/1/2024). Selanjutnya pada Sabtu, korban menanyakan kepastian terhadap orderan tersebut kepada pemesan yang mengaku bernama Rizal.

Singkatnya, pelaku dan korban jadi bertemu. Mereka bertemu janjian di Bundaran Citra Raya, Muaro Jambi.

"Setelah korban tiba di Bundaran Citra Raya, korban bertemu dengan 5 orang pria dengan menggunakan mobil dan motor," kata AKBP Bram.

Selanjutnya, kata Bram, dari 5 orang itu 2 di antaranya ikut masuk ke dalam mobil korban. Sementara, satu orang membawa mobil dan 2 orang menggunakan sepeda motor.

Saat itu, korban tidak menaruh curiga. Korban diarahkan ke tempat yang sepi. Selanjutnya, korban ditodong dengan menggunakan pisau.

"Setelah sampai di lokasi yang dituju korban ditodong menggunakan sebilah pisau, lalu korban diseret turun keluar mobil," jelasnya.

Bram menyebut setelah diseret keluar dari mobilnya dengan diancam menggunakan pisau, lalu tangan korban diikat menggunakan tali. Parahnya lagi, korban diikat di pohon di dalam semak-semak.

"Korban diikat dengan menggunakan tali di pohon saat korban hendak diikat korban melakukan perlawanan sehingga salah satu pelaku menyayat lengan tangan kanan korban menggunakan pisau dan pergi meninggalkan korban," bebernya.

Kelima pelaku langsung meninggalkan korban usai mengikatnya di pohon tersebut dengan membawa mobil pikap korban berjenis pikap Isuzu Traga warna putih dengan nopol BH 8090 MX.

Tak lama diikat, korban rupanya berhasil membuka ikatan tali di pohon. Selanjutnya, korban mencari bantuan warga untuk meminta pertolongan melepaskan tali hingga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Jaluko.

Sehari setelah kejadian, polisi akhirnya menangkap 3 orang pelaku di Merangin dan Muaro Jambi.

2. Dua Mahasiswa di Jambi Begal Driver Maxim

Kasus dua mahasiswa menjadi pelaku begal driver Maxim tentu belum luput dari ingatan masyarakat Jambi. Dua orang pelaku Hafif Tramubia (22) dan Agam Santoso (19) saat ini masih menunggu putusan hukum dari majelis hakim.

Keduanya nekat merampas dan membunuh driver Maxim Risdianto (44) gara-gara kelilit utang. Mereka beraksi tepat H-1 Idulfitri pada 4 April 2024.

Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudhistira mengatakan bahwa pelaku telah merencanakan pembunuhan untuk melakukan pencurian mobil driver online tersebut. Rencana tersebut disiapkan pelaku di salah satu kos di kawasan Talang Banjar, Kota Jambi.

"Pada 9 April, dua orang pelaku merencanakan untuk mengambil kendaraan dengan cara memesan secara online (jasa angkutan). Ini sudah direncanakan pada 9 April di pagi hari bertenpat di kosan Talang Banjar," kata Kombes Andri, Senin (15/4/2024).

Andri mengatakan, beberapa yang sudah disiapkan di antaranya ialah karet ban yang digunakan untuk menjerat leher korban. Setelah menyiapkan segala rencana itu, pelaku kemudian pergi ke Mal Jamtos. Di mal tersebut, pelaku memesan jasa angkutan melalui aplikasi Maxim.

"Setelah menunggu, tibalah korban dengan menggunakan kendaraan Xenia untuk mengantar pelaku sesuai dengan titik yaitu Sungai Duren, Muaro Jambi," terangnya.

Saat di dalam mobil, pelaku Agam Santoso duduk di samping pengemudi. Sedangkan pelaku Hafif duduk di belakang pengemudi.

"Kemudian di tengah perjalanan, saudara HT menjerat korban dengan menggunakan karet ban yang sudah disiapkan, dan AS menutup kepala korban hingga pingsan," kata Andri.

Usai korban pingsan, kata Andri, pelaku memindahkan korban ke kursi belakang. Mobil tersebut diambil alih oleh pelaku Agam. Di perjalanan, pelaku Hafif yang juga berada di belakang bersama korban memukuli korban hingga meninggal dunia.

"HT kembali melakukan kekerasan saat di perjalanan terhadap korban, sehingga korban meninggal dunia dan pelaku membuang korban di daerah Ness, Batanghari," jelasnya.

Jasad korban dibuang pelaku di kawasan kebun sawit tak jauh dari pinggir Jalan Ness, Kabupaten Batanghari, Jambi. Jasad korban ditemukan setelah polisi berhasil mengamankan pelaku tersebut.

Setelah membuang korban, pelaku langsung menjual mobil korban ke penadah di kawasan Thehok, Kota Jambi, seharga Rp 28 juta. Dua pelaku akhirnya, ditangkap pada Minggu (14/4/2024) di dua lokasi berbeda.

3. Sopir Travel Dibegal, Pelaku Diburu

Polisi masih menyelidiki terduga pelaku pembegalan sopir travel Matnur (48) asal Tanjab Barat, Jambi, yang ditemukan tewas di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Polisi memastikan bahwa Matnur merupakan korban begal.

Dugaan korban menjadi korban pembegalan itu dilihat dari tanda-tanda korban ditemukan, dengan tangan terikat dan wajah dilakban. Saat ini jenazah korban tengah diautopsi di RS Bhayangkara Jambi.

"Kalau melihat kondisi korban dan kendaraan korban yang sudah tidak ada, mungkin bisa kita kategorikan perampasan, perampokan. Kita akan dalami kembali analisa dari hasil beberapa alat yang kita amankan," kata Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudhistira, Kamis (12/9/2024).

Andri mengatakan, pihakknya telah memeriksa satu orang penumpang yang saat kejadian berada di mobil korban. Penumpang yang diperika itu berinisial D yang ikut bersama Matnur sejak awal keberangkatan hingga berhenti di Kota Jambi.

"Ada satu wanita yang sudah kami dapatkan identitas dan klarifikasi terhadap yang bersangkutan bahwa betul dia ikut dan ada yang lainnya laki-laki. Itu yang sedang kami lakukan penyelidikan siapa saja di dalam mobil tersebut," katanya.

Dari keterangan D, kata Andri, di dalam mobil Toyota Fortuner yang dikendarai korban itu berisi 6 orang dengan 5 penumpang dan sopir. Dari 5 penumpang, hanya saksi D yang merupakan perempuan dan lainnya adalah laki-laki.

"Kalau posisi tiba di Jambi isi ada 5 orang penumpang, terdiri dari saudari D kemudian 1 orang pria yang naik mobil sebelum saudari D dan kemudian 3 orang lainnya," kata Andri.

Kata Andri, dari pengakuan D, dia turun dari mobil tersebut di Kota Jambi. Polisi akan masih meminta informasi kembali kepada D, untuk mendapatkan bukti atau informasi lain.

"Kita berharap kita bisa mengidentifikasi orang-orang yang terakhir bersama korban, dengan semua bukti yang kita miliki," ungkapnya.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads