Seorang bocah berusia 6 tahun di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), ditemukan tewas mengenaskan. Bocah berinisial ANA itu sudah tak bernyawa di dalam karung.
Dilansir detikSulsel, sebelum ditemukan tewas, korban dilaporkan hilang oleh ayahnya, Ichan (37). Bocah tersebut ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Purnama Agung, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kamis (22/8) sekitar pukul 19.05 WIB. Ternyata korban dianiaya hingga tewas oleh ibu tirinya, Iftahurrahman (24).
"Korban mengalami kekerasan dan penelantaran oleh ibu tirinya yang menyebabkan meninggal dunia kemudian dibungkus menggunakan plastik dan karung," ujar Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Raden Petit Wijaya kepada detikcom, Jumat (23/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum ditemukan, ayah korban sempat membuat laporan ke polisi bahwa anaknya hilang diculik dua orang tidak dikenal (OTK) pada Rabu (21/8).
"Pelapor (ayah korban) dan pelaku mendatangi Mapolda Kalbar untuk membuat laporan polisi tentang penculikan tersebut," kata Kombes Raden.
Raden menuturkan pihaknya kemudian mendatangi rumah pasangan suami istri (pasutri) itu untuk mengecek CCTV. Namun polisi tidak menemukan adanya CCTV di sekitar rumah pelapor.
"(Belakangan) Pelapor (ayah korban) ditelepon oleh mertuanya bahwa mendapat laporan langsung dari pelaku jika korban sudah meninggal dan masih di sekitar rumahnya," bebernya.
Usai dilakukan pencarian di dalam rumah, namun korban tak kunjung ditemukan. Hingga pada sore harinya, ayah korban mencium aroma tak sedap dari belakang rumah.
"Setelah dilakukan pencarian terhadap penyebab dari bau itu, pelaku dan ayah korban melihat sebuah benda yang berat dan terbungkus plastik, setelah dibuka benar adanya bahwa kaki itu adalah kaki anak kandung pelapor yang dinyatakan hilang dalam keadaan meninggal," terangnya.
Setelah pendalaman, akhirnya polisi mengungkap motif pelaku melakukan penganiayaan karena menolak untuk mengurus anak yang bukan darah dagingnya.
"Dari pengakuan pelaku saat sebelum menikah pernah bilang kepada suaminya kalau tidak mau mengurus anak yang bukan darah dagingnya," kata dia.
Petit menjelaskan, ayah korban sempat menjanjikan kepada pelaku akan dicarikan asisten rumah tangga (ART). Namun janji tersebut tidak kunjung terealisasi.
"Dan oleh suaminya dijanjikan akan dicarikan asisten rumah tangga namun hingga kejadian tersebut ART belum ada," terangnya.
Menurut Petit, korban kerap dianiaya oleh ibu tirinya. Penganiayaan itu terjadi sejak ayah kandung korban menikah dengan ibu tirinya.
"Iya (korban kerap dianiaya pelaku) pelaku merupakan ibu tiri korban, dan sudah menikah dengan ayah korban selama 3 tahun," beber Raden.
(dai/dai)