Takut Dimarah Istri, Pria di Trenggalek Ngaku Dibegal Padahal Habis Nyawer

Regional

Takut Dimarah Istri, Pria di Trenggalek Ngaku Dibegal Padahal Habis Nyawer

Adhar Muttaqin - detikSumbagsel
Senin, 17 Jun 2024 10:20 WIB
Saroni saat menyampaikan permintaan maaf di video klarifikasi kasus pembegalan di Trenggalek yang dia karang.
Foto: Saroni saat menyampaikan permintaan maaf di video klarifikasi kasus pembegalan di Trenggalek yang dia karang. (Istimewa/Polres Trenggalek)
Trenggalek -

Saroni, seorang pria di Trenggalek, Jawa Timur (Jatim) mengaku dibegal dan kehilangan uang Rp 650 ribu. Pengakuan itu pun sempat viral di media sosial. Setelah diusut polisi, ternyata Sahroni berbohong.

Dilansir detikJatim, uang Rp 650 ribu yang diperuntukkan beli pupuk nyatanya sudah dipakai Saroni nyawer saat Tayuban. Usai pengakuan dibegal, Saroni sempat mendatangi Polsek Dongko untuk melaporkan kejadian yang dia alami. Ia mengaku menjadi korban begal di Jalan Raya Dongko-Kampak, di kawasan hutan Desa Pringapus, Kecamatan Dongko pada Sabtu (15/6) pagi.

Dalam pengakuan Saroni ke polisi, pelaku begal membawa kabur uang Rp 650 ribu miliknya yang hendak dibelikan pupuk ke dalam hutan. Polisi pun mengungkapkan bahwa berdasarkan penyelidikan dan pemeriksaan yang dilakukan, laporan pembegalan itu ternyata akal-akalan Saroni yang takut dimarahi istrinya karena uang Rp 650 ribu itu sebenarnya habis diduga dipakai nyawer saat Tayuban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami pastikan informasi begal itu tidak benar. Itu hanya akal-akalan saudara Saroni saja," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Zainul Abidin, Minggu (16/6/2024).

Polisi menyebut, munculnya isu begal itu bermula ketika Saroni diberi uang Rp 650 ribu oleh istrinya untuk membeli kebutuhan pupuk. Namun yang bersangkutan justru menyalahgunakan uang itu untuk menghadiri kegiatan Tayub.

ADVERTISEMENT

"Karena saat ini lagi banyak buwuhan termasuk Tayub. Uang itu entah digunakan untuk nyawer atau apa, yang jelas habis (untuk Tayuban)," ujar Abdin.

Saroni pun kebingungan saat tahu uang pupuk itu habis. Karena takut dimarahi istrinya dia pun mengarang cerita bahwa dirinya telah menjadi korban begal di jalur hutan pinus di Desa Pringapus.

"Saat pulang ngarang cerita ke istrinya kalau dibegal dan uang pupuk itu dibawa pelaku kabur ke hutan," ujarnya.

Tak hanya itu, demi meyakinkan ceritanya, Saroni ditemani istrinya kemudian melapor ke Polsek Dongko.

"Karena yang dilaporkan adalah pembegalan, maka yang bersangkutan kami ajak untuk ke TKP, guna memastikan kebenaran informasi itu," kata Zainul.

Namun, dalam proses pendalaman itu, polisi mulai menaruh kecurigaan terhadap aduan yang disampaikan oleh Saroni karena sejumlah kejanggalan dalam keterangan yang disampaikan.

"Saat kami ajak bicara yang bersangkutan akhirnya mengaku jika cerita itu hanya akal-akalan saja. Intinya dia takut dimarahi istrinya karena uangnya habis," jelasnya.

Terkait pengadukan palsu itu, Polsek Dongko memeriksa Saroni. Yang bersangkutan juga diminta membuat permohonan maaf secara terbuka kepada publik di Trenggalek.

"Prosedurnya kami lakukan interogasi untuk dibuatkan BAI atau berita acara interogasi untuk menegaskan bahwa tidak ada kejadian itu (pembegalan di kawasan hutan)," kata Zainul.

Saroni dalam video klarifikasi yang dia buat mengakui bahwa peristiwa pembegalan itu hanyalah rekayasa. Dia pun meminta maaf atas kabar bohong yang telah meresahkan masyarakat itu.

"Kejadian perampasan yang terjadi di jalan Dongko-Kampak tepatnya di Tumpak Kebat, Desa Pringapus, peristiwa tersebut hanya rekayasa saya sendiri. Mohon maaf atas kejadian yang telah terjadi," kata Saroni dalam video yang dilihat detikJatim.




(dai/dai)


Hide Ads