Pria Trenggalek Ini Ngaku Dibegal Padahal Uangnya Habis Buat Nyawer Tayuban

Pria Trenggalek Ini Ngaku Dibegal Padahal Uangnya Habis Buat Nyawer Tayuban

Adhar Muttaqin - detikJatim
Minggu, 16 Jun 2024 21:00 WIB
Saroni saat menyampaikan permintaan maaf di video klarifikasi kasus pembegalan di Trenggalek yang dia karang.
Saroni saat menyampaikan permintaan maaf di video klarifikasi kasus pembegalan di Trenggalek yang dia karang. (Foto: Istimewa/Polres Trenggalek)
Trenggalek -

Warga Trenggalek bernama Saroni ini sempat menggegerkan warga. Pengakuannya dibegal di jalan raya hingga uang Rp 650 ribu untuk beli pupuk dirampas pelaku sempat viral di media sosial. Faktanya, polisi menyatakan bahwa laporan pembegalan itu cuma akal-akalan Saroni.

Saroni sempat mendatangi Polsek Dongko untuk melaporkan kejadian yang dia alami. Pengakuan Saroni yang kemudian menjadi isu di masyarakat, dia menjadi korban begal di Jalan Raya Dongko-Kampak, di kawasan hutan Desa Pringapus, Kecamatan Dongko pada Sabtu (15/6).

Dalam pengakuannya kepada polisi, Saroni mengaku dibegal pada Sabtu pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Pelaku membawa kabur uang Rp 650 ribu miliknya yang hendak dibelikan pupuk ke dalam hutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi pun mengungkapkan bahwa berdasarkan penyelidikan dan pemeriksaan yang dilakukan, laporan pembegalan itu ternyata akal-akalan Saroni yang takut dimarahi istrinya karena uang Rp 650 ribu itu sebenarnya habis diduga dipakai nyawer saat Tayuban.

"Kami pastikan informasi begal itu tidak benar. Itu hanya akal-akalan saudara Saroni saja," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Zainul Abidin, Minggu (16/6/2024).

ADVERTISEMENT

Munculnya isu begal itu bermula ketika Saroni diberi uang Rp 650 ribu oleh istrinya untuk membeli kebutuhan pupuk. Namun yang bersangkutan justru menyalahgunakan uang itu untuk menghadiri kegiatan Tayub.

"Karena saat ini lagi banyak buwuhan termasuk Tayub. Uang itu entah digunakan untuk nyawer atau apa, yang jelas habis (untuk Tayuban)," ujar Abdin.

Saroni pun kebingungan saat tahu uang pupuk itu habis. Karena takut dimarahi istrinya dia pun mengarang cerita bahwa dirinya telah menjadi korban begal di jalur hutan pinus di Desa Pringapus.

"Saat pulang ngarang cerita ke istrinya kalau dibegal dan uang pupuk itu dibawa pelaku kabur ke hutan," ujarnya.

Cerita itu akhirnya tersebar ke masyarakat luas menimbulkan kekhawatiran bersama. Tak hanya itu, demi meyakinkan ceritanya, Saroni ditemani istrinya kemudian melapor ke Polsek Dongko.

"Karena yang dilaporkan adalah pembegalan, maka yang bersangkutan kami ajak untuk ke TKP, guna memastikan kebenaran informasi itu," kata Zainul.

Namun, dalam proses pendalaman itu, polisi mulai menaruh kecurigaan terhadap aduan yang disampaikan oleh Saroni karena sejumlah kejanggalan dalam keterangan yang disampaikan.

"Saat kami ajak bicara yang bersangkutan akhirnya mengaku jika cerita itu hanya akal-akalan saja. Intinya dia takut dimarahi istrinya karena uangnya habis," jelasnya.

Terkait pengadukan palsu itu, Polsek Dongko memeriksa Saroni. Yang bersangkutan juga diminta membuat permohonan maaf secara terbuka kepada publik di Trenggalek.

"Prosedurnya kami lakukan interogasi untuk dibuatkan BAI atau berita acara interogasi untuk menegaskan bahwa tidak ada kejadian itu (pembegalan di kawasan hutan)," kata Zainul.

Saroni dalam video klarifikasi yang dia buat mengakui bahwa peristiwa pembegalan itu hanyalah rekayasa. Dia pun meminta maaf atas kabar bohong yang telah meresahkan masyarakat itu.

"Kejadian perampasan yang terjadi di jalan Dongko-Kampak tepatnya di Tumpak Kebat, Desa Pringapus, peristiwa tersebut hanya rekayasa saya sendiri. Mohon maaf atas kejadian yang telah terjadi," kata Saroni dalam video yang dilihat detikJatim.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads