Pembina Pramuka yang Diduga Cabuli Siswa Mundur, Alasan Fokus Urus Keluarga

Sumatera Selatan

Pembina Pramuka yang Diduga Cabuli Siswa Mundur, Alasan Fokus Urus Keluarga

Sabrina Adliyah - detikSumbagsel
Jumat, 17 Mei 2024 10:30 WIB
Wahyudi, kepala sekolah A korban pencabulan pembina pramuka.
Wahyudi, kepala sekolah A korban pencabulan oleh pembina pramuka. Foto: Dok. Istimewa
Palembang -

Pihak sekolah MT, pembina pramuka yang dilaporkan mencabuli siswanya, mengatakan MT sudah mengundurkan diri sebelum kasus mencuat. Saat itu, MT beralasan ingin kembali ke kampung dan fokus menjaga keluarga.

"Katanya fokus mengurus keluarga, dia kan sudah lama merantau karena menjadi pembina di sini," kata Kepala SMK tempat MT mengajar, Wahyudi, Kamis (16/5/2024).

Wahyudi mengatakan saat itu pihak sekolah belum mengetahui adanya kasus dugaan pencabulan terhadap salah satu siswa ini, A (17). Sehingga pihak sekolah pun mengizinkan MT untuk mengundurkan diri tanpa curiga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia mengundurkan diri baik-baik sebelum kami tahu kasusnya. Jadi kami juga melepasnya tanpa menghambat," jelasnya.

Kasus ini sendiri telah dilaporkan oleh kakak korban, MD (25), ke Polrestabes Palembang. Menyikapi kasus tersebut, Wahyudi berjanji akan lebih selektif lagi dalam merekrut pengajar esktrakurikuler di sekolah mereka. Harapannya kasus serupa tidak terulang.

ADVERTISEMENT

"Kami akan lebih selektif lagi dalam menerima pembina ekskul, jangan sampai kejadian ini terulang lagi," katanya.

Sebelumnya, MD melaporkan pembina pramuka adiknya ke polisi atas dugaan pencabulan. Menurut pengakuan sang adik, pencabulan itu terjadi di kontrakan MT di Jalan PDAM, Kecamatan Ilir Barat I.

Awalnya MD curiga akan perubahan sikap adiknya. A jadi lebih pendiam dan sering merasa takut. Setelah ditanyai, barulah A bercerita tentang pencabulan yang dialaminya.

"Adik saya belakangan sifatnya menjadi jauh lebih pendiam dan penuh ketakutan. Setelah dibujuk, akhirnya mengaku sudah beberapa kali dicabuli MT," ujar MD saat melaporkan ke Polrestabes Palembang, Rabu (15/5/2024).

Sang adik mengaku sebelum kejadian, MT meneleponnya dan memintanya membawakan barang ke rumah kontrakan yang menjadi TKP. Sesampai di rumah itu, korban ditarik paksa oleh pelaku.

"Di dalam kontrakan itulah tangan pelaku mulai beraksi sambil bilang bahwa sudah anggap A sebagai adiknya sendiri. Dipeluknya adik saya, dicium-cium, lalu dia meraba bagian bawah tubuh adik saya," imbuhnya.

MT disebut-sebut mengancam A untuk tidak menceritakan kejadian itu kepada siapa-siapa. Jika diceritakan, pelaku mengancam akan mempermalukan A dan berbuat lebih jauh.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads