Kesaksian Warga Dengar 2 Kali Tembakan Saat Dokter Dwi Kecelakaan

Jambi

Kesaksian Warga Dengar 2 Kali Tembakan Saat Dokter Dwi Kecelakaan

Dimas Sanjaya - detikSumbagsel
Selasa, 02 Apr 2024 16:19 WIB
Warga menunjukkan lokasi kecelakaan tunggal dokter yang dituduh curi mobil di Jambi.
Warga menunjukkan lokasi kecelakaan dokter yang dituduh curi mobil di Jambi. Foto: Dimas Sanjaya/detikcom
Jambi -

Warga di sekitar lokasi kecelakaan tunggal dokter muda Dwi Fatimahyen (29) mengaku sempat mendengar suara tembakan usai kecelakaan. Dokter itu diketahui menabrak dua tiang toko di lokasi kejadian saat kecelakaan tunggal tersebut.

Suara letusan itu diduga tembakan peringatan dari polisi. Sebab, saat itu korban dicurigai dan dituduh mencuri sehingga korban dikejar-kejar oleh warga.

Untuk diketahui, korban sendiri dikejar dari arah SPN Polda Jambi hingga mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Lintas Sumatera Jambi-Riau, Sekernan, Muaro Jambi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zulkifili, warga RT 9 Sekernan, mengatakan saat kejadian pada Jumat (29/3) malam itu dirinya tengah berada di dalam rumah. Tiba-tiba terdengar suara benturan keras yang membuatnya keluar rumah dan melihat adanya kejadian kecelakaan itu.

"Iya, ada kedengaran anak-anak dua kali tembakan. Pas kejadian jam 8 waktu itu saya keluar rumah (karena) ada benturan keras dan mobil itu tergeletak di situ sudah rame-rame," kata Zulkifli, Selasa (2/4/2024).

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan saat keluar rumah, terlihat sudah ramai anggota polisi di lokasi bersama dengan sejumlah yang diduga ikut saat mengejar dokter tersebut.

"Saya lihat itu sudah ada mobil polisi ada warga juga yang ngejar ramai pakai motor," ujarnya.

Zulkifli mengatakan toko yang ditabrak dokter muda itu adalah milik saudaranya. Akibat kecelakaan itu, dua tiang beton penyangga kios itu hancur ditabrak mobil korban.

Sementara, korban dan mobilnya terpental kurang lebih 5 meter usai menbarak tiang beton toko. Setelah itu, korban terpental ke tanah tepat di samping mobilnya.

"Dia (korban) sendiri terpental di samping itu. Sudah tidak bernyawa lah, kalau darah dak ado (tidak ada) keluar," jelasnya.

Kapolres Muaro Jambi AKBP Wahyu Bram sebelumnya mengatakan bahwa saat melakukan pengejaran terhadap dokter Dwi Fatimahyen itu, pihaknya telah menggunakan SOP, menyalakan sirine, mengimbau menggunakan TOA, dan tembakan peringatan.

"Dikejar oleh anggota pake sirine mobil lalu lintas, diperingati pakai TOA. Bahkan tembakan peringatan dan tidak mau berhenti. Sehingga saat di jalan itu ya sudah berurusan dengan polisi," ujarnya.

Bram menyebut pihaknya menyesalkan tindakan korban yang tidak mau berhenti saat diperingati polisi. Padahal, pihaknya mengejar korban dengan mobil patroli yang notabene berstiker lengkap kepolisian.

"Tapi yang kami sesalkan kenapa ketika diminta berhenti tidak mau berhenti. Soalnya kalau ngebut pasti dikejar, karena (pelanggran) batas kecepatan," tuturnya.




(des/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads