Pria bernama Asnadi alias Nadi (40) di Kabupaten Bangka Barat mengaku menjadi korban penganiayaan sejumlah pekerja proyek dan oknum anggota TNI. Korban diduga dianiaya hingga babak belur setelah dituduh mencuri besi proyek. Pihak Batalyon 147 Ksatria Garuda Jaya (KGJ) Bangka pun membantah adanya keterlibatan oknum anggota mereka.
Peristiwa itu diakui Nadi terjadi pada Jumat (29/3/2024) di Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Beltung (Babel). Berdasarkan pengakuannya, pelaku berjumlah lebih dari 10 orang, termasuk oknum anggota TNI AD berinisial AL yang diduga terlibat.
"Abang (saya) dituduh maling besi proyek. Padahal saya tidak melakukan itu (pencurian). Kalau minta besi behel bekas robohan bangunan kafe itu ada, minta ke operator PC (alat berat)," kata Nadi ditemui wartawan di rumahnya di Desa Mentok Asin, Kelurahan Tanjung, Senin (1/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sudah membantah tuduhan itu, Nadi bukanya dilepas, dia malah dibawa menggunakan mobil truk berwarna merah ke sebuah rumah di Kelurahan Sungai Daeng. Korban mengaku dianiaya hingga berjam-jam, dengan kondisi tangan diikat, mulut disumpal dengan plastik, dan mata ditutup.
"Tangan saya diikat, mata ditutup kencang lah pokoknya. Dari situ lah, saya dipukuli. Semakin sore semakin ramai (yang mukul). Dalam hati saya waktu itu, mati pasti saya hari ini. Saya dipukul seluruh badan. Perasaan saya dipukul pakai selang, dibakar api rokok, ada sepatu," jelasnya.
Penganiayaan itu berakhir pukul 20.00 WIB. Penutup mata dan penyumpal mulut dilepas.
"Jam 8 lewat dibuka penutup mata. Waktu itu saya melihat orang di sana penuh lebih dari 10 orang. Kemudian saya dibawa ke Polsek. Yang lain itu model kuli (bangunan) semua," sebutnya.
Dengan kondisi lemas dan berdarah serta tangan masih terikat, korban dipapah menaiki mobil truk menuju ke Polsek. Pengakuan korban, ketika tiba di Polsek, anggota piket tak mau menerima dirinya diduga karena takut meninggal dunia di Polsek.
Kemudian korban dipaksa menandatangani surat perjanjian damai. Pada Sabtu (30/3) pukul 01.30 WIB, korban diantarkan pulang ke rumah keluarganya oleh para terduga pelaku.
Akibat kejadian itu, korban telah melakukan visum ke RSUD Kabupaten Bangka Barat. Dia berencana membuat laporan ke Mapolres Bangka Barat.
Bantahan Komandan Batalyon Infanteri 147/KGJ
Terpisah, Komandan Batalyon 147 Ksatria Garuda Jaya (KGJ) Bangka Letkol Inf Yokki Firmansyah membantah anggotanya terlibat kasus tersebut. Kata dia, setelah mendapat kabar ini pihaknya langsung turun ke lapangan dan menemui korban.
"Informasi itu tidak benar, kemarin saya terjun langsung ke lapangan dan ketemu korban, dan korban juga malahan terima kasih diantar oleh ALD (oknum yang diduga melakukan penganiayaan) sampai ke rumahnya," tegasnya dikonfirmasi detikSumbagsel, Selasa (2/4/2024).
Komandan Batalyon 147 KGJ ini irit bicara terkait dugaan penganiayaan terhadap Asnadi yang diduga dilakukan oleh oknum TNI AD bersama sejumlah pekerja proyek. Dia kembali menegaskan, selain kabar itu tidak benar, informasi itu hanya miskomunikasi.
"Dan saya juga sudah membuat berita klarifikasi kejadian yang sebenarnya, bahwa ada miskomunikasi di lapangan," kata Yokki singkat saat dikonfirmasi.
(des/mud)