Sakit Hati Ditagih Utang Bikin 2 Santri Tega Aniaya Junior hingga Tewas

Round Up

Sakit Hati Ditagih Utang Bikin 2 Santri Tega Aniaya Junior hingga Tewas

Dimas Sanjaya - detikSumbagsel
Minggu, 24 Mar 2024 08:30 WIB
Rekonstruksi penganiayaan santri di Tebo hingga tewas.
Rekonstruksi kasus tewasnya santri di Tebo. Foto: Dok. Polda Jambi
Tebo -

Dua santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin Tebo, Jambi, tega menganiaya junior mereka hingga berakhir tewas. Duduk perkaranya, salah satu dari mereka tak terima ditagih utang oleh korban.

Kejadian nahas ini menimpa santri bernama Airul Harahap (13) pada November 2023 lalu. Namun, pihak keluarga mencium adanya kejanggalan pada kematian Airul. Setelah berbulan-bulan mencari keadilan, akhirnya ditetapkanlah dua tersangka dalam kasus ini.

Keduanya telah ditahan di Mapolres Tebo. Mereka terancam UU Kekerasan terhadap Anak subsider Pasal 351 KUHP atau 359 KUHP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal Mula Pemicu Sakit Hati Pelaku

Keduanya ialah AR (15) dan RD (14). Mereka senior korban di ponpes tersebut. Setelah ditangkap dan ditetapkan tersangka, mereka mengakui telah menganiaya korban karena sempat ditagih utang. Nilainya Rp 10 ribu.

Yang ditagih utang AR. Airul menagih utang ke AR pada 4 November, 10 hari sebelum kejadian. Yang membuat AR sakit hati, korban menagihnya di depan teman-teman AR di lapangan bola.

ADVERTISEMENT

AR pun sempat menendang punggung korban kala itu. Namun ternyata dia masih sakit hati, hingga nekat melakukan penganiayaan pada 14 November.

Kronologi Kejadian di Loteng Ponpes

Hari itu, AR meminta korban menemuinya di loteng asrama ponpes. Pelaku tak menunggu sendirian. Dia ditemani satu orang lagi, RD.

Sesampai di loteng, korban langsung dihajar membabi buta oleh keduanya. Dipukulnya korban berkali-kali, dengan tangan kosong.

"Kronologinya anak yang berkonflik dengan hukum inisial RD memegang korban dan AR memukul kepala dan rusuk korban menggunakan tangan. Lalu, RD memukul paha korban sembari memegang korban dari belakang," kata Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudhistira, Sabtu (23/3/2024).

Pukulan-pukulan itu membuat korban babak belur dan tidak berdaya. Meski begitu, pelaku belum kunjung puas. Korban dipukuli lagi, kali ini dengan balok kayu.

"Selanjutnya AR kembali memukul korban menggunakan kayu di bagian paha, rusuk, bahu, pipi, dan membanting serta menginjak punggung korban," ujarnya.

Pelaku Lilit Kabel Seolah Korban Tersetrum

Setelah tak sadarkan diri, korban diletakkan di dekat pintu loteng. Untuk menutupi aksi brutal mereka, para pelaku melilitkan kabel ke tubuh korban. Tujuannya agar korban terlihat seperti tersengat listrik.

Berdasarkan bukti rekaman CCTV yang sempat diungkap oleh kuasa hukum keluarga korban, tampak korban kemudian digotong turun oleh beberapa orang. Saat itu diduga korban sudah tidak bernyawa.

Sementara itu, pihak keluarga tiba-tiba mendapat kabar bahwa korban meninggal dunia. Jasad korban dibawa pulang untuk dimakamkan. Namun keluarga merasa ada kejanggalan. Sebab tak lama sebelum kejadian, korban masih sempat menelepon dan dalam keadaan sehat.

Korban bahkan sempat meminta ibunya cepat-cepat datang ke ponpes karena ingin memberi kejutan. Tidak ada tanda-tanda masalah dari histori telepon terakhir itu.




(des/des)


Hide Ads