Polisi telah mengamankan Asep (21), pemuda yang tega membantai ayah dan ibunya hingga tewas di Musi Rawas (Mura), Sumatera Selatan. Guna memastikan dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa yang diderita Asep, polisi berencana lakukan observasi ke RSJ di Palembang.
Hal itu diungkapkan Kapolres Mura AKBP Andi Supriadi usai pihaknya menerima informasi terkait Asep yang diduga ODGJ.
"Iya, yang yang bersangkutan akan kita observasi kejiwaannya," katanya dikonfirmasi detikSumbagsel Sabtu (6/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, saat ini polisi tengah mengatur waktu yang pas untuk mengantarkan Asep secepatnya ke RS Ernaldi Bahar di Pa lembang. Asep rencananya akan diobservasi selama 14 hari di RS tersebut.
"Secepatnya kita akan koordinasi dulu dengan pihak RSJ Ernardi Bahar. Rencana akan kita observasi 14 hari ke RSJ Ernaldy Bahar," katanya.
Dia menambahkan, dugaan Asep memang mengidap gangguan kejiwaan semakin kuat usai polisi berusaha menginterogasi Asep, namun tak sesuai dengan yang diharapkan.
Saat diperiksa, lanjutnya, Asep tak mampu memahami apa yang ditanyakan polisi terhadapnya. Hingga kini, sembari berkoordinasi dengan pihak RSK, polisi juga masih menunggu surat keterangan resmi dari pihak keluarga untuk membuktikan perihal tersebut.
"Yang bersangkutan di BAP (saat dimintai keterangan) tidak paham dengan apa yang kita tanyakan atau ngelantur. Ini kami sedang minta riwayat kesehatan yang bersangkutan juga," jelasnya.
Dari pengungkapan kasus tersebut, polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti di lokasi kejadiaan. Selain parang panjang dan kayu runcing yang digunakan Asep menghabisi ayah dan ibunya, polisi juga menyita parang lain, hanger berikut rambu korban.
"Iya, sejumlah barang bukti tersebut sudah kita amankan," katanya.
Akibat perbuatannya, Asep sementara ini diamankan dan belum bisa dimintai keterangan dijerat Pasal 338 KUHPidana tentang tindak pidana pembunuhan.
Sebelumnya, Andi juga telah mengungkap dugaan motif Asep hingga nekat membuat kedua orang tuanya tewas. Menurut Andi, peristiwa itu terjadi ketika Asep disebut ODGJ diduga kumat setelah permintaan untuk dibelikan rokok ditolak sang ibu.
"Berawal pelaku meminta untuk dibelikan rokok kepada ibu kandung pelaku (korban), namun tidak dibelikan," kata AKBP Andi kepada detikSumbagsel, Jumat (5/1/2024).
Lalu di saat bersamaan, Abastiar tiba di rumah karena baru pulang bekerja. Karena kesal kehendaknya tak dituruti ibunya, Asep pun sontak kesal. Tiba-tiba Asep langsung mengambil sebilah parang di rumahnya.
"Kemudian dengan parang panjang itu pelaku langsung membacok ayahnya. Di mana saat itu korban Abasatiar baru pulang dari bekerja. Setelah membacok Abasatiar, pelaku pun membacok ibunya," jelasnya.
Saat aksi pembacokan terjadi, emosi Asep diduga semakin menjadi sehingga Asep membacok ayah dan ibunya itu berulang kali dengan membabi buta.
"Pelaku membacok kedua korban dengan berulang kali," katanya.
Kedua korban pun tak berdaya karena menderita sejumlah luka bacok di sekujur tubuh mereka hingga Leher nyaris putus. Melihat korban masih bernyawa, Asep yang tak puas lalu mengambil kayu berujung runcing yang ada di rumah tersebut dan kembali menghantamkan kayu itu ke kedua korban hingga akhirnya tewas.
(csb/csb)