Sejumlah peristiwa sempat menghebohkan publik Provinsi Bangka Belitung (Babel) sepanjang tahun 2023. Mulai dari kasus Ikal Laskar Pelangi ditangkap polisi, Wali Kota Pangkalpinang diperiksa KPK, hingga sosialita Pangkalpinang jadi muncikari.
Dua Polisi Babel Dipecat karena Gay
Awal tahun 2023 publik sempat dihebohkan dengan pemecatan dua oknum polisi berpangkat Bripda RFO dan Bripda RA. Mereka yang bertugas di Polda Bangka Belitung (Babel) ini dipecat karena kasus penyimpangan seksual alias gay.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua Bripda tersebut dipecat setelah disidang oleh Komisi Kode Etik Polri Polda Babel, Kamis (19/1) lalu. Sanksinya pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).
"Dari hasil sidang pada Kamis yang lalu yang dipimpin Kabid Propam, kedua oknum tersebut dijatuhi sanksi PTDH karena diduga telah melakukan pelanggaran tercela," jelas Kabid Humas Polda Babel Kombes Maladi, kepada detikSumut, Jumat (20/1/2023).
Kasus ini terbongkar berdasarkan laporan yang masuk ke Bid Propam Polda Babel. Dalam sidang etik itu keduanya terbukti bersalah melanggar pasal.
"Intinya, pasal-pasal tersebut berbunyi setiap pejabat Polri dalam etika kepribadian wajib mentaati dan menghormati norma hukum, norma agama, norma kesusilaan serta dalam etika kepribadian dilarang melakukan perilaku penyimpangan seksual dan disorientasi seksual," tegas Maladi.
Ikal Laskar Pelangi Tipu-tipu Modus 'Jual' Istri di MiChat
Pemeran Ikal dalam film Laskar Pelangi, Zulfani Pasha (26) alias ZP ditangkap polisi bersama sang istri, Putri Amelia, Jumat (28/4). Pasutri ini ditangkap terkait kasus penipuan modus prostitusi lewat aplikasi MiChat.
Modus penipuan yakni dengan cara menjaring lelaki hidung belang yang mau berkencan dan memesan melalui aplikasi MiChat. Satu korban terjaring, namanya Rocky. Keduanya menyepakati harga satu kali kencan Rp 500 ribu, kemudian mereka bertemu di penginapan di Manggar, Belitung Timur.
"Jadi istri ZP ini yang melakukan tawar menawar harga untuk kencan. Lalu korban Rocky dan PA ini sepakat harga untuk berkencan yakni Rp 500 ribu," kata Kasat Reskrim Polres Belitung Timur, yang saat itu dijabat oleh AKP Wawan Suryadinata.
Setelah diberikan uang diawal, Putri yang merupakan istri siri Ikal bukannya bercinta dengan korban malah kabur membawa uang tersebut. Putri dan Ikal bersama 3 temannya kabur menggunakan mobil.
Merasa ditipu, korban mengejar mobil yang menuju ke arah Gantung. Saat pengejaran korban diancam dengan senjata tajam, lalu melapor polisi. Polisi turun tangan dan berhasil meringkus komplotan Zulfani.
"Saat diamankan pengemudi dipaksa turun dan polisi melakukan penggeledahan didapatkan satu sajam jenis samurai dengan sarung warna hitam, lalu para pelaku digiring ke Polsek Gantung," kata Wawan.
Dari sini polisi memeriksa lima orang yang diamankan termasuk Zulfani dan sang Istri. Setelah dilakukan penyelidikan, Zulfani dan Putri ditetapkan tersangka.
Aksi penipuan modus aplikasi kencan MiChat tersebut dilakukan Zulfani dan Putri Amelia karena mereka terjerat masalah ekonomi. Saat ini, Zulfani tengah menganggur karena sepi job. Tersangka melakukan penipuan demi uang untuk beli oleh-oleh ke rumah istri Zulfani.
Istri Pamer Tas Mewah, Walkot Pangkalpinang Diperiksa KPK di halaman selanjutnya.
Istri Pamer Tas Mewah, Walkot Pangkalpinang Diperiksa KPK
Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil alias Molen diperiksa KPK. Molen diperiksa KPK setelah istrinya Monica Haprinda, hedon atau pamer koleksi tas mewah di media sosial Instagram. Tas mewah yang diposting antara lain tas Hermes Kelly dan Tas Chanel 19 Handbag Beige. Unggahan itu pun viral.
Netizen mempertanyakan dari mana asal usul uang yang digunakan untuk membeli tas mewah itu. Postingan itu kemudian dihapus Monica. Sayangnya netizen sudah menyimpang postingan itu hingga tersebar dan berujung viral di media sosial.
"Yang Wali Kota Pangkalpinang itu kita sudah undang. Itu sudah diklarifikasi bahwa yang bersangkutan punya sumber pendapatan lain," kata Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan di KPK, Jakarta Selatan, kepada detikNews, Selasa (23/5/2023).
Saat diklarifikasi, Molen mengaku memiliki perkebunan sawit. Walkot Pangkalpinang ini juga memiliki bisnis ruko hingga indekos. KPK akhirnya menerjunkan tim ke Pangkalpinang, hasilnya belum ditemukan kejanggalan dalam kepemilikan harta Molen.
"Dia punya aset banyak, tapi kita kirim tim ke sana ya memang asetnya pengusaha, ada kebun, properti," kata Pahala di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
"Jadi, ini belum kita finalisasi nih, tapi, kelihatannya kalau cuma ngomong harta, bisa diterangkan dari dia (sebagai) pengusaha," tambahnya.
Setelah tim turun, Molen pun bersuara namun singkat. Dia mengucapkan terima kasih kepada KPK.
"Kami sekeluarga sujud syukur atas informasi ini. Terima kasih kami kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," jelas Maulan Aklil saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Rabu (14/6/2023).
Pasien RS di Belitung Dicueki Perawat lalu Curhat di Medsos
Dody Wahyudi, calon pasien di RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung curhat di media sosial karena dicukein oknum perawat saat berobat. Akibat curhatannya viral, oknum perawat itu dipindah tugaskan pihak rumah sakit.
Kasus ini terjadi pada Kamis (29/6), berawal saat Dody curhat melalui akun Facebook-nya, Dody Tanjung. Saat itu Dody mengaku sakit kepala sebelum menunaikan salat Id. Usai salat, ia meminum obat namun tak kunjung sembuh.
Kemudian Dody medatangi IGD RSUD Marsidi Judono untuk berobat. Sayang kedatangannya tak disambut baik perawat. Ia malah dicueki oknum perawat di RS tersebut.
"Saya sampaikan kalau saya sakit, saya mau berobat. Tapi ibu (perawat) itu cuma diam tidak menjawab, malah sibuk nulis. Lima menit kemudian baru dijawab. Memang ada perawat lain cuma lagi sibuk urus pasien," jelas Dody Wahyudi kepada detikSumbagsel, Sabtu (1/7/2023).
Perlakuan itu membuat suasana hati Dody yang saat itu sedang sakit terpancing emosi, ditambah logat bicara perawat tersebut ketus. Dody marah dan sempat teriak di ruangan IGD tersebut.
"Saya sempat teriak di ruang IGD karena emosi. Lalu saya keluar dan membuat video. Saya bukan sedang cari sensasi, tapi ini saya yang alami. Harusnya kalau ada pasien datang, perawat harus memberikan perhatian, minimal duduk lah," ungkap dia.
Video yang dibuat itu pun diunggah ke Facebook. Lengkap dengan caption: "Susah amat nak berubat (susah banget mau berobat), la tahu dirik sakit (sudah tahu saya sakit). Banyak amat pertayaan ndak masok di akal perawat RUMAH SAKIT UMUM MARSIDI JUDONO." Video itu berdurasi 17 menit.
Setelah viral, tim internal rumah sakit melakukan penyelidikan. Direktur rumah sakit pun turut dipanggil Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie saat itu.
Perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Marsidi Judono Belitung yang cuek saat terima pasien berobat terbukti melanggar kode etik. Perawat tersebut mendapat sanksi pindah tugas.
"Yang bersangkutan melanggar kode etik. Petugas tersebut diberikan sanksi sesuai peraturan pedoman etik yang berlaku di RSUD," tegas Wakil Bupati Kabupaten Belitung Isyak Meirobie, Kamis (6/7/2023).
Selain mendapatkan sanksi, petugas tersebut juga dilakukan pembinaan dan dicopot dari posisinya di IGD. Tak hanya itu, jika ke depannya kembali terulang, maka perawat akan disanksi berat.
"Petugas sudah dipindahkan sementara, sambil dilakukan pembinaan sehingga tidak bertugas di ruang IGD lagi. Bila petugas mengulangi kasus yang sama maka akan diberikan teguran kembali dan dilakukan pemotongan jasa medis dan jatah cuti tahunan," tegasnya kembali.
Mahasiswa Pangkalpinang Dimutilasi di Jogja di halaman selanjutnya.
Mahasiswa Pangkalpinang Dimutilasi di Jogja
Kasus berikutnya, Redho Tri Agustian (20), mahasiswa asal Pangkalpinang tewas di Sleman, Yogyakarta. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini tewas mengenaskan dengan cara dimutilasi.
Pelakunya adalah dua teman yang dikenal melalui media sosial, Waliyin (29) dari Magelang dan Ridduan (38) asal Jakarta. Mereka ditangkap Polda DIY pada Sabtu (15/7/2023) di wilayah Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Awalnya, Redho dilaporkan hilang sejak hari Selasa (11/7/2023). Selain melapor ke polisi, keluarga korban pun memposting foto kehilangan di media sosial.
Selang sehari Redho hilang, Rabu (12/7) malam, warga Sleman digegerkan oleh temuan potongan tubuh manusia yang berceceran di daerah Turi, Sleman, Temuan tersebut diketahui warga. Mayat itu adalah korban mutilasi.
"Di sungai. TKP tepat di atas jembatan bawahnya sungai terus di sampingnya ada semak-semak di situ. Jadi yang awal kita temukan di dalam dasar sungai terus ada beberapa potongan tubuh kita temukan di semak-semak di atasnya," kata Kapolresta Sleman Kombes Yuswanto Ardi, Rabu (12/7).
Polda DIY turun tangan melakukan serangkaian penyelidikan. Hasilnya korban mutilasi itu adalah Redho. Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi menyebut korban berjenis kelamin laki-laki berinisial R dan berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja.
"Tim menemukan identitas korban. Identitas korban tersebut atas nama inisial R (Redho). Yang bersangkutan adalah mahasiswa yang berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Iya (warga Pangkalpinang)," kata Endriadi dilansir detikJateng, Sabtu (15/7).
Kepada polisi, kedua pelaku mengaku tega menghabisi nyawa Redho karena panik. Sebelum tewas, ketiganya terlibat dalam aktivitas tak wajar di kos pelaku Waliyin di Triharjo, Sleman, pada Selasa (12/7).
Baca juga: Malam Terakhir Redho Sebelum Hilang |
Sosialita di Pangkalpinang Jadi Muncikari
Kasus terakhir yang tak kalah heboh adalah kasus Sosialita asal Pangkalpinang bernama Annisa Rama Dewi (22). Nisa ditangkap dan ditetapkan tersangka dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) karena menjadi muncikari.
Sosialiata sekaligus selebgram ini ditangkap di sebuah tempat karaoke pada Jumat (1/9/2023). Nisa ditangkap usai menjual dua korban ke lelaki hidung belang di sebuah hotel di Bangka Tengah.
"Pelaku ARD diamankan saat berada di tempat karaoke yang tidak jauh dari lokasi pengungkapan TPPO," jelas Kabid Humas Polda Bangka Belitung, Kombes Jojo Sutarjo dikonfirmasi detikSumbagsel, Sabtu (2/9/2023).
Kasus ini terbongkar atas laporan masyarakat. Polisi turun lapangan dan menemukan dua korban berinisial NT (22) dan AD (22), yang dijual Anisa sedang melayani tamu.
"Hasil interogasi, pelaku mematok harga untuk satu korban Rp 3 juta sekali main. Pelaku mendapat keuntungan Rp 1 juta dari hasil prostitusi tersebut," sebut Jojo.
Modusnya terungkap. Nisa yang kerjanya sebagai freelance di tempat-tempat hiburan menyasar wanita yang bisa di jual. Korban diiming-imingi akan mendapat uang dalam jumlah besar dari hasil prostitusi. Setelah mencapai kesepakatan, korban pun ditawarkan kepada pria hidung belang melalui aplikasi WhatsApp.
"Jadi pelaku ini ketemu (korban) di tempat hiburan. Lalu pelaku bertanya ini, itu, kemudian terjadilah transaksi (prostitusi)," jelasnya.
Polisi menyita barang bukti uang tunai Rp 6 juta, 4 handphone, 1 unit mobil, serta bill hotel. Uang hasil jual para korban digunakan untuk gaya hedon atau pamer kemewahan di akun media sosialnya. Dari belanja barang mewah hingga jalan-jalan keluar kota.
Hingga saat ini pelaku masih menjalani sidang di Pengadilan Kabupaten Bangka Tengah atas kasus yang menjeratnya itu.

Koleksi Pilihan
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detiksumbagsel