.webp)
Kabag Kesra Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Ari Dinata menyebut bahwa pil yang ditemukan polisi di tasnya saat terjaring razia di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), bukan ekstasi. Dia menegaskan, pil yang diduga ekstasi itu adalah dimenhydrinate generik.
"Itu obat dimenhydrinate generik, itu obat untuk mancing, kayak obat Antimo (antimabuk). Ada 2 bungkus, yang satu full, yang satunya sudah diminum. Jumlahnya 12, bukan 13 butir," kata Ari dikonfirmasi detikSumbagsel, Minggu (10/12/2023) malam.
Obat pil milik Ari yang diduga ekstasi itu ditemukan polisi di bagian depan tas saat pemeriksaan. Saat itu, Ari tak mampu menujukan bukti pembelian atau resep dokter. ASN Basel ini terpaksa harus dibawa ke Polda NTB bersama satu laki-laki dan enam perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena saya tidak dapat menunjukkan bukti pembelian (pil) termasuk bungkusnya itu, maka seusai SOP mereka, (pil) harus diperiksa," ujarnya.
Bukan hanya itu, Ari juga membantah dirinya ditangkap di tempat karaoke bersama ladies companion (LC). Aria mengatakan bahwa saat itu, dia bersama tiga ASN lain berniat makan ke resto lantai satu yang satu gedung dengan tempat karaoke.
"Di resto, kami bukan di karaoke, jadi kami tidak sedang karaoke dan tidak di tempat karaoke. Karena itu satu gedung jadi kita di bawahnya juga diperiksa, karena ada obat itu, kalau nggak ada udah selesai kan gitu," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kabag Kesra) Kabupaten Bangka Selatan, Ari Dinata diamankan bersama tujuh orang lainnya. Saat ini mereka ditahan di Polda NTB.
Dia terjaring razia petugas kepolisian di sebuah tempat karaoke di Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (10/12/2023) dini hari. AD diamankan karena kedapatan membawa pil diduga jenis ekstasi.
(cud/des)
