Suprio Handono (31), pria asal Blitar yang membunuh istrinya Fitriani (21) mengubur jasad sang istri di dalam rumah pada 2021. Kemudian dia menjual rumah itu alasan ingin meninggalkan desa tempat tinggalnya, Desa Bacem. Sempat dijual dengan harga Rp 150 juta, rumah itu akhirnya laku di harga Rp 105 juta.
Dilansir detikJatim, hal itu diungkapkan oleh kakak ipar Handono, Subagyo. Handono berdalih bahwa Fitriani pergi bersama selingkuhannya. Selama beberapa waktu, Handono masih beraktivitas seperti biasa di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Blitar. Dia bahkan membuka warung kopi di Desa Sidorejo, masih di kecamatan yang sama.
Namun kemudian Handono memutuskan untuk menjual rumah tersebut dengan alasan ingin keluar dari desa. Awalnya ada beberapa orang yang berniat membeli atau mengontrak rumah tersebut, tapi tidak jadi. Sampai dua bulan yang lalu, kakak kelima Handono yakni Domiratun Qusna membeli rumah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya minta dibeli Rp 150 juta, kemudian setelah dinegosiasi sepakat dijual dengan harga Rp 105 juta. Alasan dijual katanya mau pergi (meninggalkan) desa ini," ujar Subagyo kepada detikJatim, Jumat (24/11/2023).
Sejak saat itu, Handono tidak pernah kembali ke rumah tersebut. Dia membuka usaha di Kecamatan Wates, Kediri. Anak-anaknya juga dititipkan kepada Subagyo dan hanya sesekali dijenguk.
"Tidak pernah ke sini (pulang), tapi katanya pernah kasih uang saku ke anaknya. Dia katanya buka usaha di Kediri, tapi tidak tahu pastinya," lanjut Subagyo.
Perihal rumah, Domiratun sebenarnya sudah curiga akan keberadaan kamar yang pintunya dikunci dan tidak boleh dimasuki. Alasan Handono, di dalam kamar itu terdapat pusaka keris.
"Dia pernah cerita dengan Sugeng (kakak ipar Handono yang lain), katanya itu (kamar) tidak usah dibuka. Alasannya di situ ada keris. Ya percaya-percaya saja, karena (Handono) suka barang antik," terang Subagyo.
Saat rumah itu direnovasi, barulah tanah yang dicor dalam kamar itu ikut dibongkar. Ditemukanlah kerangka manusia pada kedalaman 1,5 meter yang kemudian diketahui merupakan kerangka Fitriani.
(des/des)