Penganiaya 2 Pelajar SMA di Muratara Diamankan, tapi Tak Ditahan

Sumatera Selatan

Penganiaya 2 Pelajar SMA di Muratara Diamankan, tapi Tak Ditahan

Prima Syahbana - detikSumbagsel
Kamis, 09 Nov 2023 15:00 WIB
Penganiayaan pelajar di Musi Rawas Utara.
Penganiayaan pelajar di Muratara (Foto: Tangkapan layar video)
Musi Rawas Utara -

Pelaku penganiayaan terhadap dua pelajar SMA di Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, telah diamankan polisi. Usai diamankan dan diperiksa, kedua pelaku dilepaskan.

"Iya benar, berdasarkan hasil penyelidikan pelakunya itu berjumlah dua orang dam sudah diamankan," kata Kapolsek Rawas Ulu Muratara Iptu Herwan Oktarisyah dikonfirmasi detikSumbagsel, Kamis (9/11/2023).

Dua pelaku tersebut, katanya, diamankan pada Jumat (3/11) lalu. Meski diamankan, mereka hanya diperiksa untuk dimintai keterangan saja, namun tak ditahan.

"Tidak ditahan karena keduanya juga masih anak-anak, masih sekolah semua sama seperti korban, usianya sekitar 14-15 tahun," ungkapnya.

Dari hasil pemeriksaan, lanjutnya, kedua pelaku mengakui penganiayaan itu terjadinya karena spontanitas semata. Mereka tak tahu kalau korban bukan merupakan remaja yang terlibat perkelahian dengan merekam sehari sebelum kejadian.

"Iya, mereka sudah kita periksa dan mengakui. Mereka ngakunya tak sengaja dan itu hanya keributan biasa saja, murni anak-anak berkelahi. Mereka kesal dengan warga Desa itu jadi siapa saja warga desa itu mereka serang," bebernya.

Polisi juga sudah berupaya memediasi kedua belah pihak untuk berdamai, namun belum menemui titik terang. Keluarga korban dan pelaku, menurut Herwan juga sudah mendatangi Mapolsek meminta waktu untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.

"Kita sudah mediasikan tapi belum ada titik temu, kemudian mereka (keluarga korban dan keluarga pelaku) meminta waktu untuk menyelesaikan di kampung. Jadi, kita tinggal menunggu kabar dari mereka.

Herwan pun menjelaskan jika para pelaku tak bisa ditahan bukan tak beralasan. Hal itu karena proses hukum terhadap anak di bawah umur memang harus diselesaikan dengan cara diversi.

"Itu kan anak dibawa umur, kalau anak di bawah umur ini kita gak bisa menahannya, harus diversi, harus ke Bapas, tak boleh pidana umum, jadi upaya paksa tidak bisa kita lakukan," jelasnya.

Sebelumnya, polisi tengah memburu empat terduga pelaku penganiayaan dua pelajar SMA di Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Keempat terduga pelaku ini menghantam pelajar SMA yang baru pulang sekolah karena adanya perkelahian antardesa sehari sebelum kejadian.

Kapolsek Rawas Ulu Iptu Herwan Oktarisyah mengatakan hingga kini anggotanya masih berada di lapangan melakukan penyelidikan dan memburu keempat pelaku tersebut. Polsek Rawas Ulu sendiri sebelumnya menerima laporan dari orang tua kedua korban.

"Upaya kita, saat ini anggota kita masih berada di lapangan untuk mencari yang diduga pelaku itu agar kita amankan untuk kita lakukan pemeriksaan," kata Herwan kepada detikSumbagsel, Kamis 2 November 2023 lalu.

Kalaupun nanti pada akhirnya kasus ini memang dapat diselesaikan melalui jalur perdamaian, Herwan mempersilakan kepada kedua belah pihak untuk mengajukan restorative justice sesuai dengan aturan yang ada.

"Masalah perdamaian itu urusan kedua belah pihak, dan kita tidak ikut campur. Nanti tinggal silahkan mereka mengajukan secara prosedural kepada kita, untuk melakukan restorative justice, karena itu kan hak mereka. Tapi, secara profesional, kita lakukan dulu upaya hukum sesuai dengan SOP," katanya.

Diketahui, penganiayaan ini diduga bermula dari perkelahian antara pemuda dua desa, yakni Desa Teladas dan Desa Pangkalan. Awalnya anak-anak dari Desa Teladas hendak menonton pesta yang digelar di Desa Pangkalan pada Minggu (29/10). Namun diduga anak-anak Desa Teladas itu diusir oleh anak-anak Desa Pangkalan sehingga terjadi perkelahian.

"Nah ternyata anak-anak dari Desa Teladas ini tadi tak terima. Besoknya saat ada kendaraan (mobil pikap) yang mengangkut pelajar ingin pulang ke Desa Pangkalan, dicegatlah oleh mereka siang itu," jelas Herwan.

Namun, Herwan menegaskan bahwa korban yang menjadi sasaran pemukulan di pikap itu merupakan korban salah sasaran. Mereka mengaku tidak mengetahui perkara perkelahian antara remaja kedua desa sehari sebelumnya.




(mud/mud)


Hide Ads