Ada Kesepakatan Damai, Polisi Tetap Buru Penganiaya 2 Pelajar di Muratara

Sumatera Selatan

Ada Kesepakatan Damai, Polisi Tetap Buru Penganiaya 2 Pelajar di Muratara

Prima Syahbana - detikSumbagsel
Kamis, 02 Nov 2023 13:02 WIB
Penganiayaan pelajar di Musi Rawas Utara.
Foto: Tangkapan layar video
Musi Rawas Utara -

Polisi tengah memburu empat terduga pelaku penganiayaan dua pelajar SMA di Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Keempat terduga pelaku ini menghantam pelajar SMA yang baru pulang sekolah karena adanya perkelahian antardesa sehari sebelum kejadian.

Kapolsek Rawas Ulu Iptu Herwan Oktarisyah mengatakan hingga kini anggotanya masih berada di lapangan melakukan penyelidikan dan memburu keempat pelaku tersebut. Polsek Rawas Ulu sendiri sebelumnya menerima laporan dari orang tua kedua korban.

"Upaya kita, saat ini anggota kita masih berada di lapangan untuk mencari yang diduga pelaku itu agar kita amankan untuk kita lakukan pemeriksaan," kata Herwan kepada detikSumbagsel, Kamis (2/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, pihak pemerintah Desa Pangkalan dan Desa Teladas rupanya sudah berkoordinasi ke Mapolsek. Menurut Herwan, koordinasi itu dilakukan agar kasus tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan melalui mediasi.

"Antara perangkat desa itu sudah ada kesepakatan perdamaian. Terlepas mereka berdamai atau tidak, silakan itu internal mereka. Tapi secara profesional, kita tetap menindaklanjuti dengan upaya hukum sebagaimana mestinya," katanya.

ADVERTISEMENT

Kalaupun nanti pada akhirnya kasus ini memang dapat diselesaikan melalui jalur perdamaian, Herwan mempersilakan kepada kedua belah pihak untuk mengajukan restorative justice sesuai dengan aturan yang ada.

"Masalah perdamaian itu urusan kedua belah pihak, dan kita tidak ikut campur. Nanti tinggal silahkan mereka mengajukan secara prosedural kepada kita, untuk melakukan restorative justice, karena itu kan hak mereka. Tapi, secara profesional, kita lakukan dulu upaya hukum sesuai dengan SOP," katanya.

Sebelumnya diberitakan, penganiayaan ini diduga bermula dari perkelahian antara pemuda dua desa, yakni Desa Teladas dan Desa Pangkalan. Awalnya anak-anak dari Desa Teladas hendak menonton pesta yang digelar di Desa Pangkalan pada Minggu (29/10). Namun diduga anak-anak Desa Teladas itu diusir oleh anak-anak Desa Pangkalan sehingga terjadi perkelahian.

"Nah ternyata anak-anak dari Desa Teladas ini tadi tak terima. Besoknya saat ada kendaraan (mobil pikap) yang mengangkut pelajar ingin pulang ke Desa Pangkalan, dicegatlah oleh mereka siang itu," jelas Herwan.

Namun, Herwan menegaskan bahwa korban yang menjadi sasaran pemukulan di pikap itu merupakan korban salah sasaran. Mereka mengaku tidak mengetahui perkara perkelahian antara remaja kedua desa sehari sebelumnya.

"Tapi ya salah sasaran, intinya mereka (pelaku) itu yang penting anak desa itu (Desa Pangkalan) pokoknya gebukin, kan begitu," lanjutnya.




(des/des)


Hide Ads