5 Fakta Pulau Maut dan Pulau Cinta di Sungai Musi

5 Fakta Pulau Maut dan Pulau Cinta di Sungai Musi

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Rabu, 24 Sep 2025 06:30 WIB
Pulau Kemaro menjadi saksi bisu penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatera. Sejarah kelam yang ditinggalkan yakni tentang kamp tahanan PKI di bagian ujung timur Pulau Kemaro.
Sungai Musi (Foto: Candra Setia Budi)
Palembang -

Sungai Musi merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Sumatera dengan panjang 750 kilometer. Di balik panjangnya itu menyimpan fakta menarik terkait pulau maut dan pulau cinta yang ada di Pulau Kemaro.

Siapa yang mengira, Pulau Kemaro yang berada di tengah Sungai Musi memiliki kisah kelam sekaligus cerita romansa yang sudah ada sejak zaman dahulu. Kedua kisah ini seolah bertolak belakang dari keadaan yang sekarang.

Tahukah detikers, kenapa Pulau Kemaro dijuluki dengan pulau maut dan pulau cinta? Nah, untuk mengulas keduanya detikSumbagsel akan memberikan 5 fakta menarik yang belum banyak orang tahu, lho.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Fakta Pulau Maut dan Pulau Cinta di Sungai Musi

Julukan pulau maut dan pulau cinta untuk Pulau Kemaro bukan karena tanpa alasan. Kedua julukan ini mempunyai cerita yang terjadi pada waktu berbeda. Berikut penjelasan faktanya.

1. Legenda Kisah Cinta yang Tragis

pulauLegenda Pulau Kemaro Foto: (Brigida Emi Lilia/d'Traveler)

Kisah cinta yang melegenda antara Saudagar China, Tan Bun An dan putri Raja Sriwijaya, Siti Fatimah, menjadi alasan Pulau Kemaro dikenal sebagai pulau cinta. Dilansir detikTravel, kisah cinta keduanya bersemi pada masa Kerajaan di Palembang.

Alkisah, Tan mengajak Siti ke China untuk berjumpa dengan orang tuanya. Mereka kembali ke Palembang dengan membawa buah tangan berupa tujuh guci pemberian orang tua Tan.

Ketika masih mengarungi Sungai Musi, Tan tak sabar membuka salah satu guci. Ternyata, isinya adalah sawi sin. Tan pun marah, dan menendang semua guci ke Sungai Musi.

Amarah yang tak terbendung itu menjadi penyesalan bagi Tan saat melihat benda berkilau yang jatuh ke sungai. Itu adalah emas pemberian ayah dan ibunya.

Tanpa pikir panjang, Tan terjun ke sungai untuk menemukan emas tersebut. Nahas, ia tidak kembali ke permukaan. Risau dengan kondisi Tan, pengawalnya pun ikut terjun ke sungai.

Dia juga tidak kembali ke permukaan. Melihat tidak ada yang kembali, sang putri turut melompat untuk menyelamatkan kekasihnya. Keputusan itu membuat Siti Aisyah tidak muncul ke permukaan. Tak ada yang kembali dengan selamat, semuanya tenggelam menyatu dengan Sungai Musi.

2. Pohon Cinta yang Penuh Misteri

Ritual Cari Jodoh di Pohon CintaRitual Cari Jodoh di Pohon Cinta Foto: detik

Legenda romansa antara Tan dan Siti diperkuat dengan adanya pohon cinta di Pulau Kemaro. Pohon ini berbentuk unik karena ukurannya lebih rendah dari pohon lain. Itu diyakini sebagai lambang cinta Tan dan Citi yang hilang tenggelam.

Misteri pohon cinta pun menjelma menjadi suatu kepercayaan semu. Masyarakat lokal meyakini apabila sepasang kekasih menuliskan nama mereka di pohon cinta, maka hubungannya akan abadi.

Kemudian, bagi yang mencoret atau merusak pohon cinta akan sakit, kesurupan, bahkan hingga bertemu dengan kematian. Mitos ini menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Kini, pohon cinta sudah dilindungi dengan pagar pembatas agar tidak ada yang jahil dan mencoret-coret lagi.

3. Tempat Penumpasan Tapol PKI

Pulau Kemaro menjadi saksi bisu penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatera. Sejarah kelam yang ditinggalkan yakni tentang kamp tahanan PKI di bagian ujung timur Pulau Kemaro.Pulau Kemaro menjadi saksi bisu penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatera. Sejarah kelam yang ditinggalkan yakni tentang kamp tahanan PKI di bagian ujung timur Pulau Kemaro. Foto: Candra Setia Budi

Selang ratusan tahun berlalu dari kejadian legenda Tan dan Siti, tepatnya pada tahun 1965, Pulau Kemaro berubah menjadi tempat penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ratusan orang diasingkan dari tempat asalnya karena dianggap terlibat sebagai anggota atau simpatisan PKI.

Mereka menjadi tahanan politik (tapol) yang diangkut dengan kereta dan truk. Kebanyakan tapol berasal dari semenajung Sumatera. Semuanya dikumpulkan menjadi satu di Pulau Kemaro yang jauh dari pusat kota.

Luas kamp PKI di Pulau Kemaro mencapai tiga hektare. Lokasi ini dipilih karena dinilai strategis, sebab berada di tengah Sungai Musi yang sulit diakses serta jauh dari keramaian.

Peristiwa itu membuat Pulau Kemaro berubah menjadi pulau maut. Ratusan orang berkumpul di tengah pulau yang dijaga ketat. Tak ada yang bisa memberontak apalagi kabur, sebab nyawa menjadi taruhannya.

4. Pulau Maut yang Merenggut Ratusan Nyawa

Pulau Kemaro menjadi saksi bisu penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatera. Sejarah kelam yang ditinggalkan yakni tentang kamp tahanan PKI di bagian ujung timur Pulau Kemaro.Pulau Kemaro menjadi saksi bisu penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatera. Sejarah kelam yang ditinggalkan yakni tentang kamp tahanan PKI di bagian ujung timur Pulau Kemaro. Foto: Candra Setia Budi

Kamp PKI di Pulau Kemaro menjadi saksi bisu pernah terjadi serangkaian peristiwa yang menewaskan para tapol. Lokasi kamp berada di ujung timur Pulau Kemaro yang dulunya difungsikan sebagai gudang menyimpan besi tua bekas pembangunan Jembatan Ampera.

Ada dua bedeng berukuran 7x20 berbentuk L yang berdinding papan. Para tapol hidup berdampingan, mereka dibedakan atas blok. Ada satu blok yang sangat ditakuti oleh tahanan. Itu adalah blok C.

Di sana, penjaga leluasa menyiksa para tapol yang tidak kooperatif atau mengalami masalah fatal. Bahkan ada yang meninggal dunia di blok tersebut. Mayatnya dibuang ke Sungai Musi.

Warga yang hidup di sekitar Sungai Musi sempat menemukan mayat mengapung hingga potongan tubuh di dalam ikan. Kenangan itu menjadi cerita yang tidak mempunyai bekas peninggalan.

Dalam penulusuran detikSumbagsel tahun lalu, tidak ada satu bangunan pun yang masih berdiri kokoh. Di sana hanya tersisa reruntuhan beton, batu batu, dan genteng.

Sejarawan Palembang, Dedi Irwanto membenarkan lokasi kamp tahanan PKI tersebut. Bagian hilir Pulau Kemaro yang dijadikan kamp kini sudah tidak menyisakan bangunan.

"Di bagian hilir. Sudah tidak ada lagi (bangunan)," ujar Dedi saat dihubungi detikSumbagsel, Jumat (13/9/2024).

5. Tempat Sakral dan Suci Perayaan Cap Go Meh

Suasana Pulau Kemaro di malam puncak perayaan Cap Go Meh, Senin (10/2/2025).Suasana Pulau Kemaro di malam puncak perayaan Cap Go Meh, Senin (10/2/2025). Foto: Sabrina Adliyah

Terlepas dari keempat fakta tersebut, Pulau Kemaro yang berada di tengah Sungai Musi menjadi tempat sakral dan suci. Dalam beberapa tahun terakhir, Pulau Kemaro menjadi lokasi perayaan Cap Go Meh.

Di tahun 2024, sekitar 40 ribu orang mendatangi Pulau Kemaro. Mereka berasal dari berbagai daerah. Tujuannya satu, yakni merayakan Cap Go Meh dan beribadah.

Nah itu, 5 fakta pulau cinta dan pulau maut di Sungai Musi. Semoga berguna, ya.

Halaman 4 dari 6


Simak Video "Video Mahasiswa Curi Rp 80 Juta Milik Ibu Kos, Kabur-Nyebur ke Sungai"
[Gambas:Video 20detik]
(mep/mep)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads