Midang Bebuke, Tradisi Arak-arakan Pengantin di Pinggir Sungai Komering

Sumatera Selatan

Midang Bebuke, Tradisi Arak-arakan Pengantin di Pinggir Sungai Komering

A Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Kamis, 03 Apr 2025 17:20 WIB
Tradisi arak-arakan pengantin di Kayu Agung, OKI.
Foto: Tradisi arak-arakan pengantin di Kayu Agung, OKI. (Dok. Istimewa)
OKI -

Tradisi Midang Morge Siwe atau Midang Bebuke yang digelar setelah Idul Fitri masih dilaksanakan di Kabupaten Ogan komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Adat istiadat ini berupa arak arakan muda-mudi yang biasanya digelar pada Lebaran ketiga dan keempat.

Dalam arak-arakan itu, para muda-mudi ini menggunakan pakaian pengantin khas daerah. Mereka keliling berpawai menunjukkan busana pengantin yang merupakan adat istiadat setempat.

Tradisi unik turun temurun masyarakat Kayu Agung ini menyita perhatian ribuan masyarakat. Tak hanya masyarakat setempat tapi juga para pemudik yang pulang kampung di hari Lebaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan pasang pengantin terlihat berjalan menyusuri Sungai Komering diiringi musik jidur dari kelurahan masing-masing dan finish di halaman Pantai Love Kelurahan Sida Kersa, Kayu Agung.

Setibanya di lokasi finish, rombongan arak-arakan pengantin disambut Gubernur Sumsel Herman Deru, Bupati OKI Muchendi Mahzareki, Anggota DPR RI Ishak Mekki, para forkopimda dan pejabat terkait lainnya.

ADVERTISEMENT

"Adat istiadat ini merupakan salah satu cara mempertahankan kearifan lokal, adat istiadat di OKI. Kita tahu OKI ini sangat unik karena memiliki keanekaragaman budaya," ujar Gubernur Sumsel Herman Deru.

Selain kegiatan itu, Deru juga berharap budaya turun temurun yang ada di OKI tetap dilestarikan. Jangan sampai, perkembangan teknologi justru membuat adat istiadat yang diwariskan nenek moyang hilang.

"Dulu saat apel, ada yang membawa tangga. Tapi, sedikit demi sedikit itu mulai berkurang karena kalah dengan WhatssApp (WA). Kemudian budaya ningkuk, mulah dan sebagainya saya harap tetap dijaga di kalangan masyarakat. OKI ini jadi andalan adat istiadat dan budaya di Sumsel," katanya.

Sementara Bupati OKI Muchendi Mahzareki menambahkan, kegiatan yang digelar di OKI tersebut merupakan warisan dan adat budaya dari leluhur. Dia meminta masyarakat, khususnya para muda-mudi untuk tetap melestarikan budaya tersebut.

"Kegiatan Midang Morge Siwe ini dari leluhur kita dan adat istiadat OKI yang harus terus dilestarikan," ujarnya.

Menurutnya, kegiatan itu telah berkembang menjadi warisan budaya tak benda nasional.

"Midang merupakan jati diri dan identitas tidak hanya bagi masyarakat OKI tapi juga warisan budaya nasional yang jadi perekat bangsa. Sehingga perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya." Ujar Muchendi.

"Saya sangat bangga melihat semangat dan antusiasme kita semua yang ada di sini. Ini membuktikan bahwa budaya kita masih hidup dan terus menguat. Jangan pernah lelah untuk terus menjaga keragaman dan kedamaian di OKI, karena tempat ini adalah percontohan yang kuat dalam menjaga warisan para leluhur untuk kedamaian di Sumsel," tukasnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads