Kata makian kerap terlontar ketika seseorang marah atau jengkel. Kira-kira, apa saja kata makian dalam bahasa Melayu Palembang?
Kata makian berasal dari kata dasar maki dan mendapat akhiran -an. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maki berarti mengeluarkan kata-kata (ucapan) keji (kotor, kasar, dan sebagainya) sebagai pelampiasan kemarahan atau rasa jengkel. Sedangkan kata makian bermakna sebagai kata keji yang diucapkan
karena marah dan sebagainya.
Baca juga: 79 Kosakata Bahasa Waria di Kota Prabumulih |
Dalam bahasa Palembang, memaki sepadan dengan kata carut. Dalam naskah Kamus Bahasa Palembang-Indonesia A-K, carut merupakan kata kerja yang berarti mengumpat. Mencarut berarti mengucapkan kata-kata yang tidak sopan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makian dalam bahasa Melayu Palembang dibedakan berdasarkan bentuknya. Ada makian berbentuk kata, frase (kelompok kata), dan klausa. Berikut ini uraiannya, seperti dikutip situs E-Journal USD, dengan jurnal berjudul Makian dalam Bahasa Melayu Palembang: Studi tentang Bentuk, Referen, dan Konteks Sosiokulturalnya yang disusun Hanu Lingga Purnama.
Baca juga: Asal-usul Nama Palembang |
Makian Berbentuk Kata
Makian berbentuk kata dibedakan menjadi dua, yakni bentuk kata monomorfemik dan polimorfemik. Peneliti hanya menyajikan lima contoh makian berbentuk kata monomorfemik, seperti kampang, burit, bengak, pilat, dan tai.
1. Kampang
Kampang bermakna anak haram, yang merupakan kata makian digunakan penutur untuk mengutarakan perasaan tidak senang, karena baginya mitra tutur hendak menyusahkan.
Contoh kalimat: Kampang, nak nyaroke aku bae kau ni! (Kampang, mau menyusahkan aku saja kau ini!)
2. Burit
Burit bermakna pantat, yang dilontarkan penutur karena mitra tutur telah membohonginya.
Contoh kalimat: Burit, kemaren kau ngotaki aku ye? (Burit, kemarin kau membohongi aku ya?)
3. Bengak
Bengak digunakan penutur untuk mengutarakan kejengkelan dan bermakna bodoh.
Contoh kalimat: Bengak, ngapo idak kau bunuh bae dio tu? (Bengak, mengapa tidak kau bunuh saja dia itu?)
4. Pilat
Makian pilat bermakna kotoran pada kelamin pria.
Contoh kalimat: Pilat, mintak berapo lobang kau? (Pilat, minta berapa lubang kamu?)
5. Tai
Tai yang bermakna hasil sisa metabolisme dilontarkan penutur karena mitra tutur selalu saja mengajak ribut atau bertengkar.
Contoh kalimat: Nak ngajak ribut bae kau ni, tai! (Mau mengajak ribut saja kamu ini, tai!)
Makian Bentuk Frase
Makian yang berbentuk frase dalam bahasa Melayu Palembang dibentuk dengan dua cara, yakni dasar + makian, dan woi + makian. Kata dasar dan woi memungkinkan melekat dengan pelbagai makian. Misalnya dengan kata kampang menjadi frase dasar kampang atau woi kampang.
Contoh Makian Bentuk Frase:
- Dasar kampang
- Woi kampang
- Dasar burit
- Woi burit
- Dasar bengak
- Woi bengak
- Dasar tai
- Woi tai
Makian Berbentuk Klausa
Pada umumnya, makian yang berbentuk klausa dalam bahasa Melayu Palembang dibentuk dengan menambahkan pronomina di belakang makian. Penutur bahasa Melayu Palembang kerap menggunakan pronomina kau dalam memaki.
Penempatan pronomina di belakang makian dimaksudkan untuk memberi penekanan pada makian. Di samping itu, sering juga ditambah ni (ini) di belakang atau di depan pronomina sebagai tambahan penekanan. Berikut sederet contohnya.
1. Palak bapak kau
Contoh kalimat: Palak bapak kau, mano galak aku kawin dengan dio! (Palak bapak kau, mana mau aku menikah dengan dia!)
2. Biji mato kau
Contoh kalimat: Biji mato kau, aku ni lah bayar dari tadi! (Biji mato kau, aku ini sudah bayar dari tadi!)
3. Alangka busuk ati kau ni
Contoh kalimat: Alangka busuk ati kau ni, payolah dio tu masi nak idup! (Alangka busuk ati kau ni, ayolah dia itu masih mau hidup!)
4. Nyenyes kau ni
Contoh kalimat: Nyenyes kau ni, cerito dak sudah-sudah! (Nyeyes kau ni, cerita tidak selesai-selesai!)
5. Gilo kanji kau ni
Contoh kalimat: Gilo kanji kau ni, bini la tigo masi ladas pulo nyingok gadis! (Gilo kanji kau ni, istri sudah tiga masih senang pula melihat gadis!)
(sun/mud)