Bahasa adalah ekspresi dengan tujuan memberitahu orang lain akan sesuatu hal. Sementara itu, waria (wanita-pria) adalah seorang pria yang lebih suka berprilaku menyerupai seorang perempuan di dalam kesehariannya.
Dalam penelitian yang dilakukan Bayu Tri Septiandi Putra, Ratu Wardarita, dan Puspa Indah Utami dari Universitas Pgri Palembang, ada banyak kosakata unik dalam bahasa yang digunakan waria di Kota Prabumulih, dalam kehidupan sehari-hari. Bayu dkk merangkumnya dalam jurnal berjudul Penggunaan Bahasa Waria di Kota Prabumulih.
Menurut mereka, perbendaharaan kata tersebut terbagi dalam empat wujud bahasa prokem. Yang pertama yakni akronim, yang terbagi lagi menjadi singkatan huruf awal, dan pemakaian kata huruf awalnya sama dengan kata yang diacu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahasa prokem yang kedua yakni penambahan bunyi di tengah kata atau penyisipan huruf (dalam hal ini -na dan -nanda) yang dikenal orang dengan nama efentises. Lalu yang ketiga yakni istilah acuan, dan yang keempat yaitu penggunaan istilah-istilah popular.
Baca juga: Asal-usul Nama Palembang |
Kosakata Bahasa Waria di Kota Prabumulih
- Penandana:Pena
- Malaysia: malas
- Maluksu: malu
- Apase: apa
- Sayonara: sayur
- Jastin: jas
- Diana: dia
- Lekong: laki
- Nesong: nasi
- Gegong: gigi
- Kekong: kaki
- Temong: tamu
- Sepetong: sepatu
- Celenong: celana
- Rendih: rendang
- Majalah: meja
- Lamaran: lemari
- Pentolan: pintu
- Jand: jendela
- Langkah seribu: lantai
- Mengkes: mangkok
- Sendy: sendok
- Sapu lidi: garpu
- Maskara: kompor
- Cendana: ceret
- Helter: hotel
- Kontraktor: kontrakan
- Jalin: jalan
- Mobilisasi: mobil
- Metes: motor
- Beby bard: becak
- Semponi: sembunyi
- Piur: pergi
- Nyewes: jual
- Tester: tas
- Jangkar: jaket
- Jelaga: jilbab
- Sending: sanda
- Telago: anting
- Jambore nasional: Jam
- Karidun: ikat rambut
- Gagarudi: gelang
- Kela: kalung
- Cemara: cincin
- Doprida: dompet
- Kabayan: kebaya
- Sengga: sanggul
- Dendy: alat make up
- Topten: topi
- Laksa: suami
- Benong: istri
- Jendes: janda
- Cermai: cerai
- Hindustan: hidung
- Balita: balik
- Gunse: gunting
- Tuba: tua
- Reksona: rokok
- Korea: korek api
- Rembung: rambut
- Nobras: ngobrol
- Enes: anak
- Sela: salon
- Pewong: perempuan
- Polandia: polisi
- Elong: alis
- Mendong: maling
- Eyong: ayam
- Emong: emas
- Gedung: besar
- Kelinci: kecil
- Kaca benggala: kaca
- Ampar-ampar pisang: pempek
- Brondong: lelaki muda
- Giling: Gila
- Jauhari: Jauh
- Mursidah: Murah
- Nicky astria: Nikah
- Lupita jones: Lupa
Dalam penelitian tersebut, bahasa prokem akronim ada dua kosakata. Yang ada hanya pemakaian kata yang huruf awalnya sama dengan kata yang diacu, sedangkan untuk singkatan huruf awal tidak ditemukan. Kemudian penggunaan istilah-istilah populer hanya ada satu kosakata.
Dalam wujud bahasa prokem itu, bahasa yang digunakan atau diciptakan waria Kota Prabumulih berbeda dengan kosakata yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya dalam percakapan sehari-hari. Pada wujud bahasa prokem itu, kata yang mengacu pada seorang perempuan yang bukan dari kelompok waria tersebut, akan menggunakan kata pewong.
Pada bahasa waria di Kota Prabumulih, kosakata yang termasuk bahasa prokem berupa akronim, penambahan bunyi atau penyisipan huruf, istilah acuan, dan istilah-istilah populer, ditemukan kosakata yang maknanya jauh berbeda dengan yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari, karena kosakata itu diambil dari bahasa keseharian waria yang berkumpul di salon-salon, sehingga kosakata yang ditemukan juga mempengaruhi bahasa yang mereka pakai.
(sun/mud)