Pak Kasur-Bu Kasur Saling Lengkapi: Jika Bapak Bikin Melodi, Ibu Tulis Lirik

Pak Kasur-Bu Kasur Saling Lengkapi: Jika Bapak Bikin Melodi, Ibu Tulis Lirik

Suki Nurhalim - detikSumbagsel
Selasa, 22 Okt 2024 18:40 WIB
Lokasi pemakaman Bapak dan Ibu Kasur di Desa Serayularangan, Mrebet Kabupaten Purbalingga. Foto diambil pada Minggu (18/9/2022).
Lokasi pemakaman Bapak dan Ibu Kasur di Purbalingga/Foto: Vandi Romadhon/detikJateng
Palembang -

Pada 22 Oktober 2002, Bu Kasur kembali ke sisi Sang Pencipta. Namun kiprahnya dalam dunia pendidikan anak terkenang hingga saat ini.

Bu Kasur lahir di Batavia, Hindia Belanda pada 16 Januari 1926 dengan nama Sandiah. Ia mendapat julukan Bu Kasur karena sang suami yakni Soerjono dipanggil Pak Kasur.

Pak Kasur yang tutup usia pada 1992 dikenang sebagai salah satu pengarang lagu anak. Banyak lagunya yang terus dinyanyikan anak-anak zaman sekarang. Beberapa di antaranya lagu 'Sayang Semuanya (Satu-satu)' dan 'Lihat Kebunku'.

Lirik Lagu Sayang Semuanya

Satu-satu aku sayang ibu
Dua-dua juga sayang ayah
Tiga-tiga sayang adik kakak
Satu dua tiga sayang semuanya

Lirik Lagu Lihat Kebunku

Lihat kebunku penuh dengan bunga
Ada yang putih dan ada yang merah
Setiap hari kusiram semua
Mawar, melati semuanya indah

ADVERTISEMENT

Anak keempat Pak Kasur dan Bu Kasur, Surjo Prasodjo menyebut lagu-lagu ciptaan sang ayah memiliki ideologi yang sangat mendalam. Seperti dikutip situs Library Binus.

Menurut Pak Pras, lagu 'Satu-satu' misalnya. Lagu tersebut menceritakan tentang kasih sayang terhadap keluarga.

Uniknya, lagu tersebut diciptakan tanpa huruf R, yang notabene banyak anak dan balita kerap kesulitan mengucapkannya. Sehingga lagu tersebut dapat diajarkan kepada anak dan balita dengan mudah untuk mencintai orang tuanya sedini mungkin.

Kekuatan lagu-lagu karya Pak Kasur juga karena tematik dan menggunakan notasi yang mudah. Seperti pada lagu 'Kebunku' yang memperkenalkan anak pada warna-warna.

Pak Pras menyebut lagu-lagu tersebut secara filosofis dapat diterima oleh orang dewasa. Sebab, lagu-lagu Pak Kasur memiliki misi pendidikan. Mulai dari pengenalan angka, warna, dan bentuk. Semuanya ada dalam lagu Pak Kasur.

Peran Bu Kasur dalam Menciptakan Lagu

Mengenai hal itu diterangkan dalam situs Jurnal Uhamka dengan judul Bu Kasur Totalitasnya Dalam Dunia Anak. Jurnal tersebut disusun Vegaisyah Mutia Datti, Humaidi, dan Sri Martini dari Universitas Negeri Jakarta.

Menurut Pak Pras, Bu Kasur mulai membuat lagu dengan spontan pada tahun 1950. Saat itu anak ketiga Pak Kasur-Bu Kasur yakni Suryo Prabowo menderita penyakit polio, hingga kakinya tidak bisa digerakkan sama sekali.

Pelan tapi pasti, sang anak mulai membaik setelah berobat di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC), di Jalan Hang Lekiu, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pelan-pelan, sang anak mulai menggunakan sepatu besi. Lalu muncul lirik-lirik sederhana dari Bu Kasur menggunakan irama Tah-tih-tah, tah-tih -tah, Bowo Dapat Berjalan.

Bu Kasur terinspirasi oleh Pak Kasur yang menciptakan lagu anak-anak dengan lirik pendek dan sederhana. Ide menulis lagu secara spontan juga terjadi saat Bu Kasur sedang di Pengungsian pada 1949.

Waktu itu Pak Kasur mengarang lagu tanpa mengenal tempat. Bu Kasur selalu menyediakan kertas dan pensil di mana-mana, untuk digunakan Pak Kasur dalam melahirkan lagu anak-anak.

Bu Kasur dan Pak Kasur menciptakan lagu sesuai dengan dunia anak-anak, bukan untuk kepentingan komersial. Maka dari itu, liriknya pendek-pendek dengan irama sederhana yang dapat mewakili dunia anak-anak.

Menurut Pak Pras, saking cintanya dengan Pak Kasur, walaupun Bu Kasur yang membuat lagunya, tetapi selalu dikatakan bahwa Pak Kasur yang membuatnya. Pak Kasur dan Bu Kasur merupakan pasangan yang saling melengkapi. Terkadang Pak Kasur membuat suatu melodi dan Bu Kasur yang membuat liriknya.




(sun/des)


Hide Ads