Mengenal Suku Kaur di Bengkulu, Asal-Usul hingga Mata Pencaharian

Bengkulu

Mengenal Suku Kaur di Bengkulu, Asal-Usul hingga Mata Pencaharian

Putri Shafa Salsabila - detikSumbagsel
Senin, 29 Jan 2024 23:59 WIB
Lambang Daerah Kabupaten Kaur
Foto: Lambang Daerah Kabupaten Kaur (Dok. Arsip Website Kabupaten Kaur)
Kaur -

Suku Kaur merupakan salah satu suku yang ada di Provinsi Bengkulu. Suku ini berada di sekitar Sungai Kaur, Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Suku Kaur memiliki sejarah yang cukup unik yaitu sebagian suku ini berasal dari Minangkabau dan tetap menetap di Muara Nasal yang kemudian dikenal sebagai orang Kaur.

Berikut detikSumbagsel rangkum penjelasan mengenai asal-usul Suku Kaur hingga sejarah Kabupaten Kaur dilansir Buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia dan Buku Makanan Tradisi dalam Seni Berdendang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-Usul Suku Kaur

Suku Kaur merupakan suku yang berdiam di sekitar Sungai Kaur, Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Bengkulu Selatan. Secara administratif Kaur merupakan salah satu Kabupaten di Bengkulu yang wilayahnya meliputi beberapa kecamatan yang saat ini masuk ke Kabupaten Kaur.

Namun secara kultural, tidak semua masyarakat Kabupaten Kaur tergolong pada Suku Kaur karena di dalamnya juga terdapat beberapa suku lain seperti Pasemah, Semende dan lain-lain.

ADVERTISEMENT

Suku Kaur atau Marga Muara Nasal sebagian penduduknya berasal dari Minangkabau. Menurut cerita rakyat, daerah pesisir pantai ini mulanya dihuni oleh Suku Buai Harung dari landscape Keresidenan Palembang. Sejak sekitar abad ke-18 Suku Buai Harung mendirikan kolonisasi pertama di Muara Sungai Sambat yang selanjutnya berkembang sampai ke Muara Nasal.

Akan tetapi pada saat daerah itu diambil alih oleh orang-orang dari Pagaruyung yang masuk melalui Indrapura, sebagian dari mereka terdesak ke Lampung. Kemudian Suku Buai Harung yang sudah bercampur dengan penduduk setempat dikenal sebagai orang Abung. Sedangkan suku Buai Harung yang masih tetap di Muara Nasal bercampur dengan orang Minangkabau yang kemudian juga dikenal sebagai orang Kaur.

Bahasa dan Mata Pencaharian Suku Kaur

Dilansir dari Buku Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia, Suku Kaur memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Kaur yang tergolong bahasa Melayu. Bahasa Kaur masuk rumpun bahasa Austronesia, Melayu-Polinesia barat dan bahasa Melayu.

Mata pencaharian utama Suku Kaur adalah menanam padi. Selain itu suku ini juga beternak, menangkap ikan dan berdagang hasil bumi. Kaum pria di suku ini bekerja di ladang sedangkan mayoritas kaum wanitanya adalah mengurus rumah tangga.

Sejarah Kabupaten Kaur

Kabupaten Kaur terletak sekitar 250 km dari Kota Bengkulu. Dahulu Kaur merupakan sebuah kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun 2003 bersama-sama dengan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Muko-Muko. Daerah ini dikenal dengan nama Kabupaten Kaur yang diambil dari nama Kecamatan Kaur dan ibukotanya adalah Bintuhan.

Sedangkan asal usul nama Bintuhan yang menjadi ibukota Kabupaten Kaur menurut ceritanya berasal dari kata Bintuan yang mana dulunya masyarakatnya banyak terserang wabah penyakit Bintuk yaitu pilek, penyakit ini mewabah hampir seluruh Kewedanaan Kaur pada zaman Belanda sehingga masyarakat menyebutnya penyakit Bintuk.

Pada waktu itu banyak masyarakat yang terkena penyakit ini kemudian secara etimologi berubah menjadi Bintuan. Lama kelamaan karena ejaan yang disempurnakan dalam Bahasa Indonesia dan untuk memperhalus bahasa diganti nama daerah ini menjadi nama Bintuhan.

Demikian informasi mengenai Suku Kaur mulai dari asal-usul, bahasa, mata pencaharian hingga sejarah Kabupaten Kaur tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat bagi detikers yang ingin berkunjung ke Bengkulu.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads