Julukan kota nanas di Indonesia tidak hanya dimiliki Kabupaten Subang, Jawa Barat. Di Sumatera Selatan (Sumsel), ada satu daerah yang juga mendapat julukan serupa yakni Kota Prabumulih.
Kota Prabumulih terkenal dengan julukan kota nanas disimbolkan dengan tugu nanas raksasa. Lokasinya berada di jalan Jenderal Sudirman, Gunung Ibul, Prabumulih Timur. Tepatnya setelah gerbang masuk Prabumulih dari arah Palembang.
Tahukah detikers, berdirinya tugu nanas memiliki perjalanan panjang dalam sejarah Prabumulih hingga terciptanya julukan kota nanas. Yuk, simak ulasan lengkap dirangkum detikSumbagsel dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Letak dan Informasi Geografis Prabumulih
Kota Prabumulih berjarak 96 kilometer dari Kota Palembang. Jarak tempuhnya sekitar 2 jam perjalanan.
Saat menuju ke Prabumulih dari Palembang, detikers akan melintasi dua kabupaten, yakni Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Muara Enim. Luas Kota Prabumulih adalah 447,31 kilometer persegi pada 2022 lalu.
Dari sisi utara, Kota Prabumulih berbatasan dengan kecamatan Lembak, Tanah Abang dan kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Di sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Lembak, Gelumbang dan Kabupaten Muara Enim.
Kemudian di sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Rembang Lubai dan Kabupaten Muara Enim. Sementara di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Rambang Dangku dan Kabupaten Muara Enim.
Sejarah Kota Prabumulih
Mengutip situs resmi Pemkab Prabumulih, asal-usul kota nanas ini terbagi menjadi lima masa. Pertama, sebelum pemerintahan Belanda sekitar 700 tahun lalu, kedua masa pemerintahan Belanda, ketiga kemerdekaan, keempat masa pemerintahan kota administratif Prabumulih, dan terakhir pemerintahan Kota Prabumulih.
Dari kelima masa tersebut ditetapkan hari jadi Kota Prabumulih pada 16 Oktober 2001. Kota Prabumulih terbentuk dari Kabupaten Muara Enim yang mengalami perubahan dari masa ke masa.
Akhirnya lahirlah 6 kecamatan Prabumulih. Yakni Rambang Kapak Tengah, Prabumulih Timur, Prabumulih Selatan, Prabumulih Barat, Prabumulih Utara dan Cambai.
Berdasarkan catatan Hortikultura Pertanian Indonesia, ada tiga wilayah yang menjadi penghasil buah nanas di Prabumulih yakni kecamatan Prabumulih Timur, Cambai dan Rambang Kapak Tengah.
Budidaya nanas pada tiga wilayah tersebut masih menggunakan lahan pekarangan dengan sistem kebun campuran. Jenis yang dikembangkan salah satunya nanas queen. Nanas tersebut memiliki rasa manis yang unik dengan brix 13 sebagai keunggulannya.
Asal-usul Prabumulih Dijuluki Kota Nanas
Tanaman nanas tumbuh subur di Prabumulih, bahkan tersebar di tiga wilayah kecamatan. Fakta itu menjadi alasan mendasar Prabumulih dijuluki sebagai kota nanas. Potensi Prabumulih menghasilkan nanas bisa mencapai puluhan ribu ton.
Menurut situs resmi Pemkab, tercatat luas lahan panen nanas di Kota Prabumulih menyentuh angka 18 hektar. Total produksi buah nanas pernah mencapai 45 ribu ton.
Prabumulih sebagai kota nanas memiliki ciri khas dari kebiasaan masyarakat setempat. Salah satunya ketika melewati jalan lintas Prabumulih-Palembang, tentu detikers akan melihat buah nanas yang berjejer rapi di halaman rumah warga. Nanas tersebut sengaja dijejerkan untuk dijual ke para pendatang.
Bukan hanya itu, buah nanas dianggap sebagai simbol Prabumulih karena pemerintah kota sepakat memasukkan gambar nanas dalam logo daerah. Adanya simbol nanas memiliki makna khusus yang berkaitan dengan terbentuknya Prabumulih.
Pada logo Kota Prabumulih terdapat gambar buah nanas utuh yang terdiri dari 21 lembar daun nanas di bagian atas dan enam lembar di bagian bawah. Kedua bagian daun diapit dengan 17 butir padi dan 10 buah kapas serta angka 2001 pada bagian bawah.
Simbol tersebut untuk melambangkan UU Pembentukan Kota Prabumulih Nomor 6 tahun 2001 di bulan Juni. Lalu diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2001.
Begitulah alasan Prabumulih dikenal sebagai kota nanas dari Sumatera Selatan. Sekarang, detikers sudah tahu sejarah dan asal-usul Kota Prabumulih kan. Jangan lupa mampir ke tugu nanas ya untuk berswafoto ya!
(Dwi Apriani/des)