Festival Ajungan dan Pekan Adat Sumsel Suguhkan Pertunjukan

Sumatera Selatan

Festival Ajungan dan Pekan Adat Sumsel Suguhkan Pertunjukan

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Senin, 07 Agu 2023 05:00 WIB
Farida Pengrajin perhiasan dan perak dari Tanjung Raja, OI. Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikSumbagsel
Farida Pengrajin perhiasan dan perak dari Tanjung Raja, OI. Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikSumbagsel
Palembang -

Berbagai kegiatan menarik dihadirkan dalam Festival Ajungan dan Pekan Adat ke - 4 Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Kegiatan yang digelar 3 -5 Agustus 2023 di Dekranasda, Jakabaring, Palembang ini berhasil mengundang ribuan pengunjung untuk melihat beragam keunikan budaya dan kekayaan kerajinan tangan Sumsel.

Kegiatan yang dikemas dalam bentuk festival ini juga menyuguhkan beragam pertunjukan dan bincang adat. Selain itu, ada juga penampilan seni musik dan edukasi mengenai aksara ulu serta diskusi bersama tentang seni bela diri tradisional kuntau.

Kepala Disbudpar Sumsel, Aufa Stahrizal mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memajukan dan melestarikan kebudayaan yang kaya di Sumsel. Selain itu, memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekayaan budaya Sumsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari ini diharapkan dapat mempromosikan berbagai kebudayaan di Sumsel yang indah dan kaya,"katanya.

Perhiasan dan perak dari Tanjung Raja, OI.Perhiasan dan perak dari Tanjung Raja, OI. Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikSumbagsel


Menurut Aufa, festival ini menjadi kesempatan bagi para pelaku usaha kerajinan, kuliner dan seni memperkenalkan produk - produk lokal ke wisatawan dan pengunjung.

ADVERTISEMENT

Salah satu yang menarik minat pengunjung Festival Ajungan dan Pekan Adat adalah kerajinan ukir perak. Pengunjung dapat melihat berbagai jenis perhiasan perak dari berbagai macam bentuk yang dipamerkan.

Farida, perajin perak mengatakan perhiasan perak dengan berbagai bentuk ini dihasilkan dari perajin perak dari Desa Tanjung Raja, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir (OI).

"Perhiasan perak - perak ini dihasilkan dari perajin secara manual dengan buatan tangan sendiri. Dan hal ini sudah ada secara turun - temurun sejak zaman nenek moyang dulu," ujarnya.

Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir dikenal karena merupakan daerah yang dihuni para perajin perak dan emas di Sumsel.

Untuk peraknya sendiri dibeli dari Belitang, Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Lubuklinggau dan Lampung. Ada juga perak dari langganan atau pemilik toko yang diantar ke rumah perajin, lalu dibentuk perajin sesuai pesanan.

"Peraknya bukan dari Tanjung Raja. Di Desa Tanjung Raja hanya perajin saja. Hasil perak yang sudah di hasilkan biasanya kami kirim ke Palembang dan Baturaja sesuai pesanan toko perhiasan," ujarnya.

Seiring perkembangan waktu, saat ini para perajin perak ini tak hanya menjual offline saja tapi juga sudah melayani pembelian dan pemesanan online.

"Meski pada dasarnya masih banyak pesanan melalui offline sesuai pesanan toko namun pihaknya juga melayani online," tuturnya.

Untuk jenis perhiasan yang dipesan rata - rata sama halnya dengan emas seperti cincin, kalung dan emas. Permintaan perhiasan perak ini juga tergantung musim.

"Musimnya perak itu tergantung emas, seperti mau dekat lebaran itu banyak pesanan emas, perak juga banyak pesanan," katanya.

Untuk harga juga mengikuti emas, di jual per gram. Harga jual perak satu gramnya Rp 25 ribu. Untuk isi toko Rp 20 ribu per gram.

"Untuk kesulitan perajin dalam menjual perhiasan perak adalah bahan baku yang terkadang sulit di dapat. Kalau sedang tidak ada bahan perajin stop produksi,"ujarnya.

Masih dikatakan Farida, perajin bisa membuat perhiasan perak dari bahan baku 200 gram menjadi 30 cincin dengan waktu hingga 5 hari.

"Perajin perak dan emas ini terkadang tidak ada toko hanya perajin. Jadi kalau ada pesanan baru bisa membuat perhiasan," pungkasnya.




(bpa/bpa)


Hide Ads