Rumah adat Palembang memiliki ragam keunikan dan ciri khas tersendiri. Tidak hanya keunikan dari segi arsitekturnya saja, tetapi nilai filosofinya patut untuk diketahui.
Palembang merupakan salah satu kota di Provinisi Sumatera Selatan yang dianggap sebagai kota tertua dengan penuh peninggalan dan kebudayaan.
Kerajaan Sriwijaya memiliki warisan budaya dan adat yang ditinggalkan di masa lalu. Salah satunya adalah rumah tradisional Palembang yang bernama Rumah Limas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah Limas memiliki bentuk panggung yang menggunakan tiang sebagai penyangganya. Sesuai namanya, atap rumah adat ini berbentuk limas serta dilengkapi dengan simbar dan tanduk.
Dulunya, rumah adat ini digunakan sebagai tempat kediaman para bangsawan saja. Karena itu, setiap sudut Rumah Limas dibuat sedemikian rupa dan mengandung nilai-nilai filosofis tersendiri.
Keseluruhan Rumah Limas terbuat dari kayu. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu seru sebagai kerangka, kayu unglen sebagai fondasi, dan kayu tembesu sebagai lantai, dinding, jendela, dan pintu.
Dari segi arsitektur, Rumah Limas berupa rumah panggung. Untuk menambah keindahan rumah, ditambahkan ornamen-ornamen tertentu pada kolom, lisplank, dan plafon. Namun, bukan cuma itu ornamen tersebut memiliki makna tertentu.
Secara filosofi, rumah adat Palembang ini dibuat menghadap timur dan barat. Hal itu melambangkan letak matahari terbit sebagai awal mula kehidupan manusia dan terbenam sebagai akhir kehidupan manusia.
Demikianlah pembahasan mengenai Rumah Limas Palembang, lengkap dengan arsitektur dan nilai filosofinya. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Herlyn Agnes, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Baca juga: Ini Perbedaan 7 Rumah Adat Sumatera Selatan |
(mff/mff)