Upaya hilirisasi nanas Prabumulih menjadi serat kulit nanas dilakukan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sumatera Selatan. Baru-baru ini, Balai Karantina Sumsel memfasilitasi pengiriman sampel serat kulit nanas ke Spanyol.
"Kami memastikan sampel serat kulit nanas ini sehat dan memiliki kualitas yang baik. Ini merupakan langkah penting untuk membuka peluang ekspor serat kulit nanas asal Prabumulih ke pasar global," ujar Kepala Karantina Sumsel, Kostan Manalu dalam keterangan resmi yang diterima detikSumbagsel, Rabu (5/3/2025).
Komstan menjelaskan serat kulit nanas asal Prabumulih, memiliki potensi besar untuk menembus pasar global, terutama untuk industri tekstil dan kerajinan. Pengiriman sampel ke negeri matador ini diharapkan dapat menjadi pintu gerbang untuk ekspor skala besar di masa mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap ekspor langsung dari Sumsel dapat berkelanjutan, membawa manfaat ekonomi bagi petani dan pengusaha lokal di Prabumulih, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Selama ini, komoditas tersebut dilalulintaskan antar area terlebih dahulu, kemudian diekspor dari Jakarta," ujarnya.
Konstan mengungkapkan selama ini pengiriman serat nanas masih melalui Jakarta karena keterbatasan pemahaman calon eksportir mengenai prosedur ekspor. Untuk pengiriman serat nanas ini proses pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pengecekan dokumen hingga pemeriksaan fisik produk.
"Melalui bimbingan intensif dari Karantina Sumsel, kini eksportir telah memahami prosedur ekspor dan mampu mengekspor langsung dari Sumatera Selatan," katanya.
Dilansir data Badan Pusat Statistik, Sumatera Selatan merupakan sentra produksi nanas, menghasilkan sebanyak 477,43 ribu ton pada 2023. Sumatera Selatan sendiri merupakan daerah penghasil kedua terbesar nanas setelah Provinsi Lampung sebanyak 722,85 ribu ton.
(dai/dai)