Warga Lubuklinggau resah karena susah mencari LPG 3 kg. Terlebih karena pasokan gas di pangkalan sering habis. Padahal saat ini warga hanya boleh membeli LPG 3 kg di pangkalan, tidak lagi di pengecer.
"Sekarang sulit mendapat gas 3 kg di pangkalan, apalagi di pengecer sekarang sudah tidak boleh lagi, jadi kami cari dimana kalo di pangkalan kosong. Mau beli yang non-subsidi mahal," kata Rina, warga Kelurahan Senalang saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Senin (3/1/2025).
Rina mengaku memahami peraturan baru di mana LPG 3 kg tak lagi dijual di pengecer. Karena itu, dia berharap stok di pangkalan dapat ditambah serta warga dipermudah untuk mengakses pangkalan.
"Harapannya tolong diperbanyak stok di pangkalan, dan kalau bisa pangkalannya ditambah juga," harapnya.
Hal senada juga disampaikan warga Kelurahan Marga Mulya, Izul. Dia mengaku pangkalan gas LPG 3 kg di tempatnya selalu habis. Izul pun terpaksa harus mencari gas di Kabupaten Musi Rawas.
"Susah sekali dapat gas sekarang. Banyak tempat tulisannya pangkalan saja, tapi banyak tutup. Saya saja nyari gas eceran sampe ke arah Musi Rawas seharga Rp 35 ribu. Harapannya tolong perbanyak pangkalan," ungkapnya.
Menanggapi keresahan warga tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Lubuklinggau Medhioline mengatakan pihak Pemkot sudah mengadakan rapat untuk mengatasi hal tersebut bersama degan pihak Pertamina serta agen gas melon di Lubuklinggau.
Medhioline mengatakan kuota gas LPG 3 kg di Kota Lubuklinggau sudah meningkat sebanyak 13 persen. Jika dihitung di atas kertas, jumlah tersebut cukup untuk masyarakat yang tergolong miskin dan layak menerima subsidi.
"Kalau melihat dari paparan yang disampaikan Pertamina, bahwasanya kuota kita ini sudah jauh atau lebih dari cukup. Artinya yang disiapkan bagi itu meningkat untuk masyarakat yang memang berhak. Kalau melihat kuota dari masyarakat miskin, kita itu harusnya menurun, tapi melihat dari kuota ini sudah sangat cukup dan berlebih," ujarnya.
(des/des)