Target produksi batu bara di Sumatera Selatan (Sumsel) naik tahun ini. Tak tanggung-tanggung, target yang ditetapkan bersama dan diputuskan Kementerian ESDM mencapai 147 juta ton.
"Data dari masing-masing tambang, kemudian ditotal dan disetujui Kementerian ESDM sebanyak 147 juta ton produksi batu bara Sumsel," ujar Kepala Bidang Teknik dan Penerimaan Minerba, Armaya Sentanu Pasek, Sabtu (18/1/2025).
Target tahun ini naik signifikan jika dibandingkan capaian produksi batu bara 2023 dan 2024, yang mencapai rekor produksi di atas 100 juta ton di Sumsel. Pada 2023, produksi batu bara di Sumsel mencapai 105,8 juta ton dan 2024 mencapai 101,1 juta ton. Namun, data 2024 belum masuk semua dan diprediksi akan menyamai realisasi 2023 di kisaran 105 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tingginya target itu juga upaya untuk mendukung dan mempercepat capaian net zero emission pada 2060 di Indonesia," ungkapnya.
Sebelumnya, Pemprov Sumsel juga mengupayakan peningkatan produksi batu bara dengan meningkatkan akses transportasi di Muara Enim. Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi memastikan pembangunan 5 flyover di Muara Enim agar akses angkutan batu bara berjalan maksimal.
Pembangunannya menggunakan dana APBN, PT KAI dan PTBA. Sedangkan APBD Sumsel untuk pembebasan lahan yang diperkirakan sebesar Rp 45 miliar. Menurut Elen, produksi batu bara yang bisa dimaksimalkan sebanyak 34 juta ton.
Lima flyover yang dibangun berada di ruas simpang Belimbing, flyover di Ujan Mas, 2 flyover di Gunung Megang, dan ruas Sudirman.
"Kalau kita tak membangun infrastruktur pendukung lima flyover ini, kita punya potential loss 34 juta ton yang tak keluar. Tapi jika sudah dibangun itu bisa dieksplor, nilai manfaat dari DBH besar, bisa dapat tambahan Rp 270 miliar," katanya.
Elen juga menyebut multiplier effect terhadap perekonomian masyarakat bisa mencapai Rp 2 triliun dengan tergarapnya 34 juta ton batu bara tersebut. Lapangan kerja juga bertambah di kisaran 150 ribu-200 ribu pekerja baik secara langsung dan tidak langsung.
(sun/csb)