PT Kereta Api Indonesia terus berupaya dalam mengembangkan angkutan batu bara di Sumsel. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara yang merupakan sumber daya alam di Sumsel yang cukup besar.
Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan KAI, Rudi As Aturridha mengatakan perlu dukungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan melaksanakan pembangunan flyover di lintas Prabumulih-Muara Enim untuk pengembangan angkutan KA batu bara Sumbagsel. Selain itu juga, strategi pengawasan serta pemeliharaan alur Sungai Musi untuk aktivitas 24 jam.
"Hal tersebut tidak dapat terwujud tanpa dukungan dan kerja sama dari semua pihak termasuk pemerintah provinsi, pemerintah daerah, akademisi dan asosiasi pengusaha batu bara," kata Rudi dalam keterangan resmi yang diterima detikSumbagsel, Rabu (15/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rudi, pengembangan angkutan batu bara ini dibutuhkan kolaborasi untuk memastikan kesiapan infrastruktur pendukung seperti penerangan, navigasi, keamanan dan fasilitas lainnya. Hal ini aagar dapat menjamin kelancaran operasional Sungai Musi selama 24 jam penuh.
"Kami optimis dengan adanya Forum Group Discussion (FGD) ini menjadi suatu langkah yang baik untuk menjalin sinergi yang solid antar pemangku kepentingan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada semua pihak," ujarnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan rencana pengembangan angkutan KA batu bara Sumbagsel ini harus diseimbangkan dengan memperhatikan aspek keselamatan masyarakat yang dalam aktivitasnya melewati perlintasan sebidang kereta api. Oleh karena itu, pemerintah akan membangun 5 flyover prioritas yang akan dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama PT KAI dan PT Bukit Asam.
Anggaran yang disiapkan, berasal dari APBN, APBD dan dana dari BUMN PT KAI dan PTBA. Pembangunan itu sekaligus upaya pemerintah meningkatkan produksi batu bara.
"Tentu aspek keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama kita dalam menyeimbangkan rencana pengembangan angkutan batu bara di Sumbagsel, maka dengan membangun flyover menjadi salah satu langkah kita untuk mewujudkan hal tersebut," ucap Elen.
Elen memastikan lima flyover itu harus dibangun. Kalau bisa dibangun tahun ini atau tahun depan sehingga 2027 nanti 34 juta ton batu bara bisa keluar dari Muara Enim.
Dia menyebut, potensi produksi batu bara di Muara Enim tidak tergarap maksimal karena terbatasnya angkutan transportasi yang ada. Menurut Elen, angkutan kereta api oleh PT KAI hanya mampu mengangkut 55 juta ton dan swasta 84 juta ton. Angka itu disebut sudah maksimal, tak bisa ditambah.
"Kalau kita tak membangun infrastruktur pendukung lima flyover ini kita punya potential loss 34 juta ton yang tak keluar. Tapi jika sudah dibangun itu bisa dieksplor, nilai manfaat dari DBH besar bisa dapat tambahan Rp 270 miliar," katanya.
(dai/dai)