Pimpinan Wilayah Bulog Sumatera Selatan dan Babel, Elis Nurhayati menyebut pihaknya akan menyerap seluruh gabah hasil panen petani. Termasuk gabah yang tidak terserap pasar. Anggaran untuk menyerap seluruh gabah itu telah disiapkan.
"Untuk pendanaannya semuanya disediakan dari kantor pusat, tugas kami hanya melakukan penyerapan," ujar Elis, Rabu (15/1/2025).
Dia menjelaskan, besaran target serapan gabah di Sumsel masih menunggu arahan pusat. Namun untuk serapan panen, pihaknya akan menyesuaikan dengan hasil yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan menyerap sesuai dengan target. Tapi, bukan berarti kita tidak boleh kurang dari target. Tahun kemarin pun pencapaian kami lebih dari 100%. Apabila lebih dari itu, pada dasarnya kami siap menyerap itu," ungkapnya.
Untuk target beras PSO (public service obligation), pihaknya menargetkan naik tiga kali lipat pada tahun ini atau setara beras sebanyak 100 ribu ton. Pada 2024, PSO yang ditargetkan sebesar 30 ribu ton dengan realisasi 31.440 ton atau tercapai 104,8%.
"Iya, lebih dari tiga kali lipat targetnya. Namun, target ini masih mungkin mengalami perubahan," katanya.
Sementara untuk penyerapan beras komersial 2024, dari target 10.500 ton terealisasi 6.866 ton atau 65,3%. Sedangkan untuk serapan gabah komersial, dari target 2.864 ton terealisasi 41.720 ton atau 1.554,4%.
"Jadi, total target pengadaan beras dan gabah pada 2024 adalah 43.184 ton, dengan realisasi mencapai 80.026 ton atau 185,3%," jelasnya.
Target pengadaan beras tahun ini, kata Elis, diyakini bisa tercapai mengingat pemerintah sudah menetapkan HPP (harga pembelian pemerintah) gabah dan beras per 15 Januari 2025.
HPP ini berdasarkan melalui keputusan Bapanas 2/2025 yang mengatur tentang harga di tingkat petani dan penggilingan. HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 6.500 dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%.
Kemudian di tingkat penggilingan, HPP gabah kering panen Rp 6.700 dengan kualitas yang sama. Sementara untuk HPP gabah kering giling (GKG) di penggilingan seharga Rp 8 ribu dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%.
"Sedangkan HPP GKG di gudang Bulog mencapai Rp 8.200 dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa 3%," ujar Elis.
Selain menentukan HPP dengan kualitas tersebut, dalam aturan juga ditetapkan HPP untuk GKP di tingkat petani dan penggilingan.
Untuk HPP GKP di tingkat petani, dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa 11%-15% Rp 6.200. Untuk kadar air 26%-30% dan kadar hampa maksimal 10% Rp 6.075. Sedangkan kadar air 26%-30% dengan kadar hampa 11%-15% Rp 5.750.
Sedangkan untuk HPP GKP di tingkat penggilingan, dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa 11%-15% sebesar Rp 6.400. Untuk kadar air 26%-30% dan kadar hampa maksimal 10% sebesar Rp 6.275. Lalu kadar air 26%-30% dan kadar hampa 11%-15% sebesar Rp 5.950.
"HPP gabah akan menyesuaikan dengan kualitas yang telah ditentukan," katanya.
Dalam keputusan itu juga diatur mengenai HPP beras di gudang Bulog. Dengan kualitas derajat sosor 100%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 25% dan butir menir maksimal 2%, HPP yang ditentukan Rp 12 ribu.
(dai/dai)