Pemerintah Sumatera Selatan (Sumsel) menggencarkan gerakan menanam cabai merah. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menekan inflasi menjelang ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
Gerakan menanam cabai ini dilakukan di lahan kebun UPTD Balai Pengembangan dan Produksi Benih (BPSB) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sumsel, Minggu (5/1/2025).
"Upaya yang dilakukan saat ini adalah menanam cabai di luas lahan sekitar 1.500 hektare untuk penambahan cabai agar saat Ramadan dan Idul Fitri bisa tercukupi," ujar Pj Guberbur Sumsel, Elen Setiadi, Minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Elen, kebutuhan cabai di Sumsel mencapai 34 ribu ton, sementara produksi cabai hanya 13 ton atau 34 persen. Jadi dengan gerakan menanam cabai dan juga yang akan dimasifkan di perkantoran hingga ke sekolah-sekolah jumlah produksi cabai bisa bertambah.
"Kalau dari kebutuhan, kita butuh cabai sebanyak 34 ribu ton, saat ini berarti masih kurang 21 ribu ton cabai," ujarnya.
Kata Elen, dari laporan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikular Sumsel dengan bibit yang ada satu hektare itu menghasilkan 7 ton, artinya masih butuh tiga ribu hektare.
"1.500 hektare saja kita targetkan, maka bisa kita penuhi produksi cabai, atau paling tidak dapat mengendalikan harganya atau produksinya yang kita kendalikan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikular Bambang Pramono mengatakan untuk lahan yang ada saat ini hampir 2 ribu meter.
"Untuk ini lahan yang ada sekitar hampir 2 ribu meter ya, tepatnya 1.700-an meter, dan ini akan kita terus kawal dengan luasan yang ada potensinya. Gerakan yang insyaallah nanti panennya bisa kita rasakan di ramadan 10 hari pertama. Ya 70 hari pertama sejak tanam, maka akan ada panen satu pohon cabai bisa sampai 1,5 kilo produksinya," ujarnya.
(csb/csb)