Memasuki musim hujan, sejumlah bahan pangan di Sumatera Selatan (Sumsel) diprediksi akan mengalami kenaikan harga. Selain karena distribusi yang terhambat, gagal panen akibat banjir dan hama penyakit juga berpotensi terjadi.
"Ada kemungkinan (harga bahan pangan naik) karena pengaruh iklim, entah itu ada banjir sehingga juga distribusi jadi terhambat," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Ruzuan Efendi kepada detikSumbagsel pada Selasa (19/11/2024).
Ruzuan mengatakan saat ini belum ada kenaikan yang signifikan untuk bahan pangan. Namun menurutnya, kemungkinan tersebut akan tetap ada jika musim hujan ini terus berlanjut dalam waktu yang cukup lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, beberapa bahan pangan yang berpotensi akan mengalami kenaikan yakni cabai, bawang putih, dan bawang merah. Selain itu, harga bayam, kangkung, tomat, dan sejenisnya juga dapat naik apabila panen gagal akibat curah hujan tinggi.
"Kita tidak bisa mengetahui penyebab pastinya, tapi karena musim hujan dan harga naik bisa jadi karena produksi menurun, luas tanam yang berkurang, dan penyakit dari hama ataupun gagal panen karena banjir" ujarnya.
Ruzuan menjelaskan kenaikan harga pangan akan terjadi apabila produksi menurun di tengah permintaan yang terus meningkat. Hal ini juga akan berimbas pada stok barang yang berkurang apabila produksi mengalami penurunan.
"Iya akan mempengaruhi stok juga, makanya kita siapkan antisipasi. Misalnya, dengan distribusi stok dari luar daerah," tuturnya.
Selain itu, kata dia, hasil panen bahan pangan juga tidak akan sepenuhnya terganggu. Apalagi dengan curah hujan yang tidak selalu sama di wilayah Sumsel, tentunya akan ada beberapa daerah yang masih dapat memberikan hasil panen yang baik.
"Makanya kita juga antisipasi dengan melakukan persiapan di mana sentra-sentra produksi, kemudian bekerja sama dengan daerah serta pemerintah," tuturnya.
Ruzuan mengharapkan agar harga bahan pangan tersebut dapat ditekan di tengah iklim yang tidak stabil.
Artikel ini ditulis oleh Putri Fadyla, peserta program magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)