Angka Inflasi 4 Daerah di Sumsel Naik, Daerah Mana Saja?

Sumatera Selatan

Angka Inflasi 4 Daerah di Sumsel Naik, Daerah Mana Saja?

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Selasa, 12 Nov 2024 06:20 WIB
Rapat penangganan inflasi di Sumsel
Foto: Rapat penangganan inflasi di Sumsel (Welly Jasrial Tanjung)
Palembang -

Angka inflasi di Sumatera Selatan (Sumsel) menunjukkan kenaikan. Hal ini dilatarbelakangi adanya kenaikan harga pada sejumlah kebutuhan pokok di empat daerah.

Berdasarkan catatan BPS, ada empat daerah di Sumsel yang angka inflasinya naik, yakni OKI, Muara Enim, Palembang dan Lubuklinggau.

"Kita patut waspada karena tren inflasi mulai terlihat seiring laporan dari BPS. Dilihat dari data secara month to month dan year on year, Sumsel sudah menunjukkan tren inflasi setelah 4 bulan deflasi berturut-turut dari Juni-September 2024," ujar Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, Senin (11/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut, inflasi tertinggi secara tahunan terjadi di Kabupaten OKI 1,445, Muara Enim 1,13%, Palembang 1,01%, dan Lubuklinggau 0,89%.

"Palembang inflasinya secara yoy bisa di angka satu persen, Palembang itu porsinya hampir 20% dari penduduk total penduduk Sumsel 8,8 juta. Jadi kalau kita bisa mengendalikan Palembang dan Lubuklinggau, saya yakin pengendalian di Sumsel bisa dilakukan dengan baik," katanya.

ADVERTISEMENT

Elen menjelaskan inflasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya administrator price atau kewenangan penetapan harga yang diatur pemerintah dan volitale food (kelompok bahan makanan).

Secara umum, berdasarkan hasil laporan BPS, inflasi di kabupaten/kota komoditas yang mempengaruhinya adalah emas perhiasan, daging ayam ras, tomat, jeruk dan bawang merah.

"Sementara Lubuklinggau, inflasi dipengaruhi oleh daging ayam, bawang merah, tomat, emas perhiasan, dan kopi bubuk," katanya.

Elen menuturkan antisipasi yang akan dilakukan Pemprov Sumsel bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga inflasi yakni dengan menjaga rantai distribusi pasok, ketersediaan stok, dan lainnya.

"Meski inflasi harus diwaspadai, kami juga mengingatkan deflasi terlalu dalam juga bukan hal yang baik. Kalau turun, juga tidak terlalu baik untuk perekonomian, karena penyokong perekonomian masih dari konsumsi rumah tangga," kata dia.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky Perdana Gozali mengatakan, perkembangan inflasi untuk 4 kota gabungan di Sumsel secara year on year mencapai 1,09% pada Oktober 2024.

Ia menyebut angka tersebut masih di bawah nasional dan dinilai lebih rendah dari rentang aman secara target nasional 2,5 plus minus 1%.

"Adapun komoditas penyumbang inflasi tahunan, yaitu emas perhiasan, daging ayam ras, gula pasir, kopi bubuk dan sigaret," katanya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads