3 Alasan Kenapa Negara Tak Cetak Uang Sebanyak-banyaknya dan Sesuka Hati

3 Alasan Kenapa Negara Tak Cetak Uang Sebanyak-banyaknya dan Sesuka Hati

Ignacio Geordi Oswaldo - detikSumbagsel
Senin, 14 Okt 2024 19:00 WIB
ilustrasi angsuran KUR
Ilustrasi uang Rupiah/Foto: Dok.Detikcom
Palembang -

Suatu negara bisa mencetak uang sebanyak-banyaknya. Tapi itu tidak dilakukan dengan sederet pertimbangan.

Dikutip detikFinance, salah satu hak negara adalah mencetak uang. Bahkan negara adalah satu-satunya lembaga yang berhak mencetak uang.

Mencetak uang biasanya dilakukan bank sentral di setiap negara. Itu seperti yang dikutip dari buku berjudul 'Keuangan Negara' karya Pandapotan Ritonga, S.E., M.Si.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lembaga yang berhak mencetak uang di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), melalui perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). Mencetak uang adalah salah satu sumber pembiayaan negara.

Apakah Anda pernah bertanya-tanya kenapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya agar warga bisa kaya dan bebas dari utang? Jawabannya, negara tidak bisa sembarangan mencetak uang sebanyak-banyaknya.

ADVERTISEMENT

Dampak Cetak Uang Terlalu Banyak:

1. Nilai Uang Akan Turun

Saat pemerintah mencetak uang dalam jumlah besar, nilai uang itu akan turun. Itu seperti dikutip dari buku 'Pengantar Ekonomi' karya Roeskani Sinaga, dkk.

Semakin banyak uang yang beredar dan tidak diikuti semakin banyaknya barang di pasar, akan membuat harga barang tersebut menjadi mahal. Sehingga barang tersebut akan langka.

Maka secara otomatis akan membuat nilai uang yang sudah dicetak banyak itu, malah turun. Bahkan jadi tidak bernilai lagi (tidak berarti).

2. Menyebabkan Terjadinya Inflasi

Terlalu banyak uang yang beredar di suatu negara akan memunculkan inflasi. Pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa, yang menyebabkan daya beli uang menurun.

Bila pemerintah terlalu banyak mencetak uang maka harga produk akan semakin cepat naik. Kenaikan harga itu terjadi pada sebagian besar barang dan jasa, secara terus menerus atau dalam kurun waktu tertentu. Peredaran jumlah uang dan barang haruslah seimbang.

3. Muncul Utang Negara

Berapa besar jumlah uang yang dicetak, akan mempertimbangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Uang yang dicetak tidak ditopang komoditas, maka aset pemerintah justru tidak bertambah.

Sebab, pemerintah tidak punya apa-apa untuk membayar utang tersebut. Begitu pula dengan mencetak uang, mencetak uang tidak boleh untuk kebutuhan membayar utang negara saja.

Itulah jawaban kenapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya. Pencetakan uang yang banyak dan tak terkendali justru membuat utang negara bertambah hingga terjadinya inflasi.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di detikFinance dengan judul Kenapa Pemerintah Tak Cetak Uang Sebanyak-banyaknya untuk Lunasi Utang?




(sun/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads