Angka inflasi tahunan (yoy) Provinsi Bangka Belitung (Babel) terendah se-Indonesia atau dari 38 provinsi. Periode Juni 2024, Babel mengalami inflasi sebesar 1,08 persen dengan IHK 103,95.
Dari catatan detikSumbagsel, semenjak 2024 Provinsi Babel telah mengalami inflasi terendah sebanyak tiga kali. Sebelumnya terjadi di Januari dan Mei 2024.
Penyumbang inflasi utamanya adalah komoditas beras, sigaret kretek mesin (SKM) dan angkutan udara. Namun, inflasi kali ini tidak seperti biasanya, di mana pertumbuhan ekonomi Babel malah mengalami penurunan tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Babel, pada Senin (6/5), angka pertumbuhan ekonomi Triwulan I 2024, secara quarter-to-quarter (q-to-q) terkontraksi sebesar 7,24 persen. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan IV 2023 yang tumbuh sebesar 2,65 persen.
Sedangkan secara tahunan (yoy), pertumbuhan ekonomi Babel pada triwulan I 2024 tumbuh melambat sebesar 1,01 persen, pada triwulan I 2023 sebelumnya mampu tumbuh sebesar 4,40 persen.
Menanggapi itu, Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung Safrizal ZA mengatakan rendahnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi sangat anomali.
"Ini anomali juga kita. Bisanya kalau pertumbuhan ekonomi buruk maka inflasi kita akan melambung tinggi. Ini terjadi anomali penurunan pertumbuhan yang cepat, karena tim inflasi kita bagus dengan teori atau dengan strategi ada, availability, distribusi yang bagus dan kemampuan bagus itu kita tetap bisa mengendalikan inflasi kendati pertumbuhan (ekonomi) kita turun tajam," katanya, Kamis (11/7/2024).
Menurut Safrizal, indikator pertumbuhan ekonomi Babel selama ini, 60 persen berasal dari sektor ekspor mineral dan ikutannya. Sedangkan di sektor yang bukan mineral saat ini harganya sedang rendah.
"Indikator pertumbuhan ekonomi kita dipengaruhi oleh 60 persen disektor ekspor mineral dan ikutannya. Jadi disektor yang bukan mineral, bahan pokok (cabe-bawang merah) hari ini bahan itu sedang produksi dan harganya sedang rendah," ungkapnya.
Ia juga mengingatkan, inflasi Babel jangan sampai lebih rendah dari saat ini. Hal itu, lanjutnya, untuk menghindari deflasi.
"Kita bersyukur, (inflasi) kita terendah. Tapi jangan lebih rendah lagi dari sekarang, karena kita menghindari pula deflasi. Nanti kalau deflasi terlalu banyak barang beredar, petani atau produsen tidak mau lagi berproduksi," ujarnya.
"Tinggal kita sekarang menumbuhkan produksi kita. Misalnya sektor timah, kita ambil PT Timah saja. Dia punya kuota atau Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 40 ribu ton. Ini sudah jalan enam bulan, tapi baru berhasil produksi atau ekspor 10 ribu ton, jadi cuman 25 persen," sambungnya.
Dengan adanya kekurungan RKAB itu, dia mengajak untuk meningkatkan produksi sebesar-besarnya supaya ekonomi berputar. Termasuk mengoptimalkan sektor lainnya yang ada di Babel.
"Kita genjot sektor tambang yang resmi, yang sudah dapat RKAB. Termasuk sektor lain, pertanian dan perkebunan sehingga tetap bisa berjalan," tegasnya.
"Mudah-mudahan kalau ekspor di sektor mineral yang banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kita naik cepat, ini akan rebound kembali kita punya pertumbuhan," lanjutnya.
(csb/csb)