Harga biji kopi jenis Robusta di Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel) melejit tinggi tembus Rp 69 ribu per kilogram. Petani rela berjaga dan menginap di kebun kopinya agar tidak dicuri orang tak bertanggungjawab.
Seorang petani kopi di Pagar Alam, Mursalin (42) mengatakan, ia sangat bersyukur dengan kenaikan harga jual kopi yang cukup tinggi saat ini. Sebab beberapa tahun lalu, kopi jenis Robusta di Pagar Alam hanya seharga Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram.
"Harganya ini sangat tinggi dan bervariasi, setahu saya harga kopi jenis biji kualitas terbaik tembus harga Rp 69 ribu/Kg. Saya tidak menyangka harga kopi disini bisa sampai melejit tinggi, Alhamdulillah sekali kak," katanya saat di konfirmasi detikSumbagsel, Rabu (12/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, akibat harga kopi yang cukup tinggi ini, ia rela tidur dan menginap di kebun untuk menjaga kopi sebab banyak oknum yang memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan pencurian.
"Iya kalau musim panen biasanya saya tidur di pondok yang ada di kebun untuk menjaga kopi yang sedang di jemur, apalagi harga tinggi barangkali banyak pencuri takutnya," ujarnya.
Mursalin memiliki kebun kopi yang tepat di kaki Gunung Dempo dengan luas kebun 1,5 hektare dan ditanami sekitar 3.000 batang kopi. Ia juga sangat senang sebab bisa menambah biaya untuk anaknya berkuliah dan bersekolah.
"Dalam masa panen saya bisa mendapatkan 2 ton biji kopi. Saya sangat bersyukur karena bisa menambah biaya sekolah anak. Kalau ada lebihnya bisa ditabung untuk beli kebun kopi lagi supaya luas," tuturnya.
Baca juga: Harga Kopi di Sumsel Tembus Nilai Tertinggi |
Hal senada juga disampaikan Mirtan (58) petani kopi di Pagar Alam. Ia tidak menyangka harga kopi bisa melejit tinggi seperti sekarang, sebab beberapa tahun lalu belum pernah setinggil ini.
"Alhamdulillah untuk sekarang biji kopi menyentuh harga Rp 69.000/Kg. Namun harganya masih bervariasi tergantung kualitas biji kopinya," katanya.
Mirtan menjelaskan, dia dan petani lain terpaksa menjemur biji kopi di kebun dikarenakan rumahnya yang cukup jauh dari kebun sekaligus menjaga kopi-kopinya yang masih ada di batang.
"Ada sebagian petani kopi yang menjaga kebun kopinya karena jauh dari pemukiman warga dan ada juga yang dibawa pulang ke rumah. Kalau saya menjaga kopi di kebun soalnya jauh dari desa," ujarnya.
Ia sangat senang dengan harga kopiyang tinggi dan berharap harga kopi terus meningkat ataupun tetap stabil di harga saat ini. Ia berencana untuk membeli kebun kopi lagi dari hasil panen tahun ini.
"Rencana hasil panen digunakan untuk beli lahan lagi kak dan kebutuhan sehari-hari. Semoga harganya tetap stabil seperti sekarang agar para petani kopi di Pagar Alam makmur dan sejahtera," tutupnya.
(dai/dai)