Ratusan Karyawan Smelter Timah di Babel Dirumahkan, Ini Penyebabnya

Ratusan Karyawan Smelter Timah di Babel Dirumahkan, Ini Penyebabnya

Fadhly Fauzi Rachman - detikSumbagsel
Kamis, 28 Mar 2024 12:20 WIB
Ilustrasi resign
Ilustrasi resign atau dirumahkan/Foto: Getty Images/iStockphoto/pcess609
Pangkalpinang -

Ratusan karyawan smelter timah di Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dirumahkan. Kebijakan tersebut dampak dari banyaknya perusahaan pengolahan bijih timah yang tidak beroperasi.

Dikutip detikFinance, mengenai ratusan karyawan smelter timah dirumahkan disampaikan Kepala Disnaker Provinsi Kepulauan Babel, Elius Gani. Menurutnya, perusahaan smelter tersebut tidak beroperasi.

"Saat ini ratusan karyawan smelter dirumahkan, dampak dari tidak beroperasinya perusahaan smelter tersebut," kata Elius di Pangkalpinang, Kamis (28/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Elius, kondisi pertimahan di Kepulauan Babel yang mengalami kemerosotan tidak hanya menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri sektor pertimahan. Tetapi berdampak kepada perekonomian masyarakat di provinsi penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia tersebut.

"Saat ini belum banyak kasus PHK di industri timah ini. Namun demikian jika operasional smelter ini tidak berjalan akan banyak pekerja dirumahkan," katanya.

ADVERTISEMENT

Kemerosotan produksi dan ekspor timah ini, lanjut Elius, dapat mengancam PHK dan dapat meningkatkan pengangguran di daerah tersebut.

"Kondisi pertimahan saat ini cukup mengkhawatirkan, karena dapat membuka pintu pengangguran semakin terbuka," ujarnya.

Elius memaparkan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan di Kepulauan Babel pada 2023, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan 23,13%. Sektor pertambangan dan penggalian 19,61%, perdagangan besar dan eceran 16,96%, industri pengolahan 7,66%, administrasi pemerintahan 6,29%, akomodasi dan makan minum 5,54%, konstruksi 4,46%, jasa pendidikan 4,21%, jasa lainnya 3,49%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 2,38%, pengangkutan dan pergudangan 1,96% dan lainnya.

"Lapangan usaha perdagangan dan pertanian menjadi sektor tertinggi penyerap tenaga kerja yaitu mencapai 16.909 orang," tutupnya.




(sun/des)


Hide Ads