Optimisme Jokowi Indonesia Maju dalam 3 Periode dengan Hilirisasi

Sumatera Selatan

Optimisme Jokowi Indonesia Maju dalam 3 Periode dengan Hilirisasi

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Sabtu, 02 Mar 2024 16:15 WIB
Jokowi dalam Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX di Dining Hall Jakabating Sport City (JSC), Jumat (1/3/2024) malam.
Jokowi dalam Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX di Dining Hall Jakabating Sport City (JSC). (Foto: Rio Roma Dhoni)
Palembang -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis Indonesia dapat melompat jadi negara maju dalam 3 periode kepemimpinan ke depan. Namun butuh kerja keras untuk merealisasikan mimpi tersebut. Menurut Jokowi, hal itu bisa diraih dengan hilirisasi.

"Indonesia memiliki kesempatan besar melompat menjadi negara maju dalam 3 periode kepemimpinan ke depan," ungkap Jokowi dalam Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX di Dining Hall Jakabaring Sport City (JSC), Jumat (1/3/2024) malam.

Kemudian dia menjelaskan pentingnya hilirisasi. Dalam 55 tahun terakhir, tembaga diekspor dalam bentuk mentah ke berbagai negara. Padahal tembaga bisa diolah lebih dulu agar memiliki nilai jual lebih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bayangkan saja, selama 55 tahun kita ekspor tembaga. Kita tidak tahu, apakah yang diekspor itu hanya tembaga atau ada emasnya. Oleh sebab itu, 9 tahun lalu saya paksa mereka mau membangun industri smelter," lanjutnya.

Menurut Jokowi, nilai ekspor mentahan selama ini nilainya hanya Rp 30-an triliun. Namun jika smelter dibangun, nilai ekspor bisa mencapai Rp 510 triliun.

ADVERTISEMENT

"Ada yang bilang yang untung hanya perusahaan saja, tidak seperti itu. Karena dari lompatan rupiah tadi, kita bisa pungut pajak perusahaan, pajak karyawan, royalti, bea ekspor kita dapat dan PNBP juga dapat. Kalau kita ikut share, kita dapat deviden, besar sekali. Perusahaan dapat untung, negara juga terima income besar. Ini yang terus kita dorong," jelasnya.

Jokowi menegaskan hilirisasi tidak hanya akan didorong pada industri tambang, tapi juga perkebunan, pertanian, perikanan, dan kelautan.

"Semuanya akan kita hilirisasikan agar dapat nilai tambah dan terbukanya lapangan pekerjaan," ujarnya.

Jika hilirisasi sukses, kata dia, tidak menutup kemungkinan lompatan yang dicita-citakan tadi akan terwujud. Meskipun kondisi geopolitik global saat ini tidak menentu.

"Kita tahu geopolitik global sangat sulit dikalkulasi, ekonomi global juga sama. Ketidakpastian itu akan sulit dikalkulasi dan dihitung. Namun, dalam posisi tekanan seperti itu justru peluang dan kesempatan kita untuk melompat itu ada," ujarnya.




(des/des)


Hide Ads