Jokowi Minta Pemerintahan Baru Hati-hati Kelola Negara

Sumatera Selatan

Jokowi Minta Pemerintahan Baru Hati-hati Kelola Negara

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Sabtu, 02 Mar 2024 09:00 WIB
Jokowi dalam Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX di Dining Hall Jakabating Sport City (JSC), Jumat (1/3/2024) malam.
Jokowi dalam Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX di Dining Hall Jakabating Sport City (JSC). (Foto: Rio Roma Dhoni)
Palembang -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dalam beberapa bulan ini sejumlah negara masuk ke jurang resesi. Bahkan, sebanyak 96 negara menjadi pasien IMF. Hal itu mengindikasikan bahwa ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja.

"1-2 bulan ini banyak negara yang masuk ke jurang resesi. Di Eropa, Inggris baru saja masuk resesi. Kemudian ada Jepang juga. 96 negata juga menjadi pasien IMF. Artinya, situasi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja," ujar Jokowi dalam Pembukaan Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM) XX di Dining Hall Jakabaring Sport City (JSC), Jumat (1/3/2024) malam.

Ia meminta kepemimpinan setelahnya harus bisa mengelola negara dengan baik. Salah satunya berhati-hati menghadapi permasalahan ekonomi global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya harapkan pemerintahan yang baru nanti bisa melakukan hal yang sama, selalu berhati-hati mengelola apa pun itu. Baik itu mengelola ekonomi, APBN kita dan sebagainya," ungkapnya.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara besar dan luas. Dengan jumlah penduduk hampir 280 juta, pemerintahan ke depan harus bertindak dengan kehati-hatian. Jangan sampai salah dalam bertindak.

ADVERTISEMENT

"Terutama dalam mengelola ekonomi, politik dan sebagainya, harus berhati-hati agar tidak keliru mengelola negara," jelasnya.

Menurutnya, lembaga nasional dan internasional seperti IMF World Bank, Bappenas dan sebagainya sudah berhitung bahwa Indonesia memiliki kesempatan melompat jadi negara maju. Bahkan, ia menyebut Indonesia akan maju dalam 15 tahun ke depan

Dalam acara itu, Jokowi juga membahas soal prediksi lembaga nasional dan internasional bahwa Indonesia akan menjadi negara maju dalam 3 periode kepemimpinan mendatang.

"Indonesia memiliki kesempatan besar melompat menjadi negara maju dalam 3 periode kepemimpinan ke depan," ungkapnya.

Hanya saja, tantangan yang dihadapi juga besar, yakni menyangkut hilirisasi dalam berbagai sektor. Salah satunya di sektor pertambangan, dimana PT Freeport saat ini telah dimiliki BUMN dengan saham mayoritas 51%.

"Bayangkan saja, selama 55 tahun kita ekspor tembaga. Kita tidak tahu, apakah yang diekspor itu hanya tembaga atau ada emasnya. Oleh sebab itu, 9 tahun lalu saya paksa mereka mau membangun industri smelter," ungkapnya.

Menurutnya, tidak mudah membangun smelter karena selama ini Indonesia terlalu nyaman mengirim bahan mentah ke Jepang, Spanyol dan negara lainnya.

"Kita kehilangan nilai tambah dan kesempatan kerja bagi anak bangsa. Insya Allah Juni 2024 industri smelter PT Freeport yang akan mengolah tembaga dan emas berton-ton akan beroperasi dan akan merekrut sekitar 15 ribu-20 ribu anak bangsa untuk bekerja. Nilai tambahnya juga akan meloncat," ungkapnya.

Ia menyebut, nilai ekspor mentahan selama ini hanya Rp 30-an triliun. Namun, jika smelter dibangun, ekspor bisa tercapai Rp 510 triliun.

"Ada yang bilang yang untung hanya perusahaan saja, yidak seperti itu. Karena dari lompatan rupiah tadi, kita bisa pungut pajak perusahaan, pajak karyawan, royalti, bea ekspor kita dapat dan PNBP juga dapat. Kalau kita ikut share, kita dapat deviden, besar sekali. Perusahaan dapat untung, negara juga terima income besar. Ini yang terus kita dorong," ungkapnya.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads