Harga cabai di Sumatera Selatan (Sumsel) diprediksi mengalami kenaikan pada Januari 2024. Bisa mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Semahal harga daging sapi.
Menurut Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Komjen Pol Tomsi Tohir, cabai menjadi penyebab inflasi terbesar di Sumsel. Sehingga tidak heran bila harganya terus meroket.
"Penyakit dari inflasi ini berasal dari komoditi cabai merah, cabai hijau, bawang merah, bawang putih, beras, dan gula pasir. Di Sumatera Selatan sendiri, penyebab inflasi berasal dari komoditi cabai," kata Tomsi dalam Rapat Koordinasi Camat, Lurah, dan Kepala Desa se-Sumsel di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Jumat (15/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tomsi bahkan mengungkap bahwa harga cabai di Sumsel bisa menyentuh Rp 120 ribu. Untuk diketahui, saat ini harga cabai khususnya jenis rawit dan merah berkisar antara Rp 75-100 ribu per kilogramnya.
"Diprediksi pertengahan bulan Januari harga cabai di pasar akan meningkat menjadi Rp 120 ribu. Dikalahkan dengan harga daging," katanya.
Untuk itu, Tomsi menyebut 3 upaya yang harus dilakukan untuk mengendalikan inflasi. Harapannya pengendalian inflasi juga dapat menjaga harga cabai agar tetap stabil.
Ketiga cara tersebut yakni mengalokasikan anggaran yang cukup untuk operasi pasar, melancarkan pasokan pangan, dan melaksanakan gerakan menanam. Kemendagri mendorong pemerintah daerah menggencarkan upaya pengendalian inflasi dengan gerakan menanam cabai.
"Gerakan menanam cabai ini jangan hanya sekedar menanam tetapi harus dilaksanakan dengan baik. Gerakan menanam cabai harus dilaksanakan dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, hingga desa yang ada di provinsi Sumatera Selatan," tegasnya.
(dai/des)