Pertemuan Menteri ICC, Gubernur Arinal Klaim Keberhasilan Ekspor Kelapa

Lampung

Pertemuan Menteri ICC, Gubernur Arinal Klaim Keberhasilan Ekspor Kelapa

Tommy Saputra - detikSumbagsel
Selasa, 05 Des 2023 19:03 WIB
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Pertemuan Menteri ICC
Foto: Tommy Saputra/detikcom
Bandar Lampung -

Kelapa asal Provinsi Lampung diklaim masih diminati oleh sejumlah negara. Sebanyak 78.571 ton kelapa hasil produksi petani di Lampung telah diekspor sepanjang tahun 2022.

Hal tersebut dikatakan Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi dalam pembukaan Pertemuan Menteri International Coconut Community (ICC) ke-59 di Provinsi Lampung, Selasa (5/12/2023).

Arinal menjelaskan sebagai daerah yang bertumpu pada sektor agraris, Provinsi Lampung merupakan salah satu penyangga pangan nasional, terutama untuk beberapa komoditi pertanian dan perkebunan. Kelapa merupakan salah satu komoditi andalan utama dari Provinsi Lampung. Saat ini total produksi kelapa di Provinsi Lampung mencapai 78.571 ton dengan luas area sebesar 89.673 hektare pada tahun 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berbagai produk kelapa telah disalurkan ke pasar dalam negeri dan diekspor ke berbagai negara. Adapun negara tujuan ekspor produk kelapa secara utama adalah Amerika, China, Belanda, Jepang, dan Australia. Variasi produk kelapa dari Provinsi Lampung yang telah diekspor diantaranya yaitu santan kelapa, karbon aktif, briket, sabut kelapa, kopra, nata de coco, minyak kelapa, kelapa utuh dan lidi nipah," kata dia, Selasa (5/12/2023).

Dia menyebut Provinsi Lampung tetap mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Pada tahun ini hingga triwulan III Tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Lampung mencapai 4,27% dibandingkan tahun 2022.

ADVERTISEMENT

"Jika melihat kinerja perdagangan luar negeri, pada bulan Januari hingga September 2023, Provinsi Lampung telah mencatatkan nilai ekspor sebesar U$ 3,4 miliar, impor sebesar US$ 1,48 miliar, dan menghasilkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 1,93 miliar. Meski begitu, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022, neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung mengalami penurunan -6,8%," jelas dia.

Menurut Arinal, pihaknya masih menghadapi sejumlah tantangan dalam pengembangan kelapa di Indonesia yakni hama dan penyakit.

"Namun kami tetap berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani, dunia usaha, dan seluruh masyarakat maka kami perlu juga meningkat produktivitas tanaman kelapa, peningkatan daya saing produk olahan industri kelapa, penguatan pasar, serta program lainnya," kata dia.




(Dwi Apriani/des)


Hide Ads