Kawanan gajah merusak kebun warga di Pekon Ulok Mukti, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Akibat peristiwa ini, warga mengaku mengalami kerugian hingga Rp 1 miliar.
Bukan hanya kebun, kawanan gajah tersebut juga merusak bangunan rumah semi permanen yang dijadikan tempat tinggal sementara warga untuk mengurus kebun mereka.
Dari foto dan video yang diterima detikSumbagsel, gajah-gajah berukuran besar masuk ke wilayah tersebut hendak mencari makan. Akibatnya, lahan yang ditanami sawit hingga pisang jadi sasaran kawanan gajah yang dikatakan penghuni Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Lampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga warga Pekon Ulok Mukti, Ruslan mengatakan, peristiwa gajah masuk wilayah mereka sudah terjadi selama dua hari berturut-turut yakni Kamis dan Jumat malam.
"Gajah-gajah masuk hari Kamis sama Jumat, jadi kami pantau itu sekitar pukul 20.00 WIB gajah-gajah ini sudah mulai mendekati gubuk. Sekitar pukul 02.00 WIB baru mereka mulai merusak gubuk-gubuk kami," katanya, Sabtu (2/1/2023).
Ruslan menambahkan, banyak bangunan rumah semi permanen yang dijadikan tempat tinggal sementara untuk mengurus kebun dirusak oleh kawanan gajah tersebut. Selain itu, gajah-gajah ini juga turut merusak perkebunan milik warga.
"Banyak baik rumah ataupun pondok yang rusak, terus kebun-kebun kami yang ditanami sawit, pisang, coklat hingga lada juga banyak yang rusak," ujarnya.
Untuk meminimalisir kerusakan yang lebih parah yang disebabkan oleh kawanan gajah, warga masih melakukan penjagaan hingga saat ini.
"Waktu peristiwa itu, kami ya coba menghalau aja supaya nggak ke sini lagi. Mereka itu penghuni TNBBS, jadi kami halau supaya masuk lagi ke hutan TNBBS. Saat ini kami masih berjaga-jaga," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pekon Ulok Mukti, A Hibzon mengatakan bahwa akibat peristiwa tersebut, kerugian warga ditaksir mencapai Rp 1 miliar lebih. Hibzon menjelaskan, peristiwa gajah masuk ke pemukiman warga di Pekon Ulok Mukti ini baru pertama kali terjadi sejak tahun 90-an.
"Sekitar 80 persen perkebunan warga itu rusak, kerugiannya Rp 1 miliar lebih. Dulu itu pernah di tahun 90-an, dan ini baru terjadi lagi," ujarnya.
Dia berharap pemerintah setempat bisa turun tangan dan memberikan solusi karena ditakutkan kawanan gajah ini kembali masuk dan merusak kebun-kebun warga.
"Sampai saat ini pemerintah ya cuma mantau-mantau saja, tapi nggak ada solusinya. Kami berharap ada tindakan nyata ya seperti mendatangkan pawang atau apa, karena kami takut mereka ini datang lagi," harapnya.
(Candra Setia Budi/des)