Negara-negara Eropa belakangan ini dihebohkan penemuan sumber tambang logam tanah jarang di wilayah mereka. Bahkan sumber tambang rare earth yang ditemukan di ujung utara Swedia itu potensinya mencapai satu juta ton.
Kabar ini menjadi heboh lantaran ibarat menemukan 'harta karun'. Sebab selama ini tidak pernah ada tambang logam tanah jarang di wilayah Eropa. Selama ini kebutuhan Eropa diimpor dari Tiongkok.
Logam tanah jarang merupakan mineral ikutan yang bersifat magnetik dan konduktif, banyak digunakan di perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, speaker, dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, logam tanah jarang juga dimanfaatkan untuk sektor lainnya, mulai dari bidang kesehatan, otomotif, penerbangan, hingga industri pertahanan. Tidak heran bila hasil tambang yang satu ini disebut-sebut sebagai harta karun milik negara karena punya nilai ekonomi tinggi.
Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan ada sekitar delapan lokasi yang terpetakan memiliki kandungan logam tanah jarang di Indonesia. Namun masih dalam tahap eksplorasi awal.
"Dalam tahapan eksplorasi kita terbatas, dari potensi yang ada keterdapatan nya ada di 9 lokasi, dan sudah terpetakan baru di 8 lokasi. Dari 8 lokasi ini baru dilakukan eksplorasi awal secara umum kami sangat terbatas informasi nya," ungkap dia beberapa waktu lalu.
Ridwan mengatakan logam tanah jarang paling banyak ditemukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Potensinya mencapai puluhan hingga ratusan ribu ton.
"Bangka Belitung memiliki potensi logam tanah jarang sebesar 186.663 dalam bentuk monasit dan 20.734 logam tanah jarang dalam bentuk senotim," jelas dia.
Selain di Bangka Belitung, potensi logam tanah jarang lainnya juga ditemukan di Sulawesi Tengah sebesar 443 ton dalam bentuk laterit, dan Kalimantan Barat sebesar 219 ton. Ada juga potensi di Sumatera Utara sebesar 19.917 ton.
(mud/trw)