Sindikat penculikan Bilqis balita asal Makassar, Sulawesi Selatan, memanfaatkan keterbatasan literasi Suku Anak Dalam atau Orang Rimba di Merangin, Jambi. Pelaku membawa surat bermeterai agar komunitas adat tersebut percaya bahwa balita Bilqis merupakan anak terlantar yang perlu dirawat.
Modus ini membuat Orang Rimba tanpa sadar menjadi bagian dari rangkaian sindikat penculikan, sebelum akhirnya mereka sendiri ikut membantu menyelamatkan Bilqis.
"Ado surat resmi mamak, Bapaknyo ini, ado meterai 10.000. Apapun yang terjadi nanti keesokan hari, sayo bertanggung jawab, itu kato pelaku," kata Tumenggung Sikar, saat berbincang dengan detikSumbagsel.
Surat resmi yang Sikar maksud itu adalah surat berisi pernyataan orang tua Bilqis menyetujui Bilqis dirawat oleh kelompok Orang Rimba. Yang membuat mereka percaya, karena adanya meterai seolah-olah surat itu resmi.
"Kami SAD baco, tulis, dak biso, jadi percayo bae," kata Sikar.
Keterbatasan literasi ini menjadi tantangan hidup Orang Rimba, di tengah ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi dunia manusia yang cepat berubah. Saat detikSumbagsel ke lokasi, Orang Rimba kelompok Tumenggung Jon dan Tumenggung Sikar di Desa Mentawak, Merangin, sebagian Orang Rimba di sana telah memegang ponsel pintar.
Secara literasi, padahal mereka tak terlalu mantap dalam hal membaca dan mengetik. Ponsel pintar hanya digunakan untuk menelepon atau mengirim pesan suara saja sebagai komunikasi jauh. Kondisi demikianlah, membuat komunitas adat di Jambi ini rentan dimanfaatkan oleh orang luar, termasuk terhubunga jaringan sindikat perdagangan anak.
Padahal, Begendang Nerikai, pasangan yang merawat Bilqis itu berniat awal sebagai menolong dan merasa iba. Mereka iba lantaran disebut pelaku bahwa Bilqis merupakan anak terlantar.
"Dalam pikiran anak aku daripado anak ini dilempar di tempat lain, lebih baik dio yang merawat," ujar Sikar yang merupakan ayah dari Nerikai.
Untuk merawat Bilqis, pelaku Mery meminta uang pengganti Rp85 juta kepada Oranh Rimba. Uang itu disebut sebagai pengganti atas biaya merawat Bilqis yang diminta oleh Mery.
Simak Video "Video: Mendikdasmen Imbau Sekolah Punya Aturan soal Antar-Jemput Siswa"
(dai/dai)