
Autopoiesis Orang Rimba
Dengan pendidikan yang diperoleh, mereka siap melompat, hidup lebih mandiri dan mendorong kemajuan masyarakat Suku Anak Dalam.
Dengan pendidikan yang diperoleh, mereka siap melompat, hidup lebih mandiri dan mendorong kemajuan masyarakat Suku Anak Dalam.
Suku Anak Dalam (SAD) memiliki cara sendiri untuk menyembuhkan kesedihan setelah anggota keluarga meninggal. Mereka akan pergi jauh atau disebut melangun.
Para induk (sebutan untuk ibu) Suku Anak Dalam (SAD) punya keahlian menganyam. Hasilnya dijual, jadi sumber penghasilan.
Suku Anak Dalam (SAD) dikenal sangat memuliakan perempuan. Bahkan untuk urusan rumah tangga, keputusan ada di tangan induk.
Sebagai suku minoritas di Sumatra, kehidupan Suku Anak Dalam memang jarang terekspos. Suku ini rupanya punya cara hidup yang unik.
Suku Anak Dalam memiliki tradisi pernikahan yang unik dari masyarakat umum. Calon pengantin harus mendapat persetujuan paman sebelum menikah.
Suku Anak Dalam (SAD) di Pelepat, Bungo, Jambi memiliki satu tarian spesial, tari bedeti. Tarian itu begitu magis.
Sebelum meminang gadis Suku Anak Dalam (SAD), para lelaki harus melewati sejumlah tes untuk mendapatkan restu. Termasuk, memenangkan sayembara.
Suku Anak Dalam (SAD) dikenal sebagai suku yang enggan menerima budaya luar termasuk sekolah. Akibatnya, mereka sering kena tipu.
Suku Anak Dalam (SAD) punya tradisi berburu dan meramu. Kendati zaman sudah moderen, kegiatan ini masih dilakukan.