Surat Bermeterai Kelabui Orang Rimba Saat Diminta Rawat Bilqis

Jambi

Surat Bermeterai Kelabui Orang Rimba Saat Diminta Rawat Bilqis

Dimas Sanjaya - detikSumbagsel
Jumat, 14 Nov 2025 20:30 WIB
Tumenggung Sikar, pimpinan kelompok Orang Rimba di  Desa Mentawak, Merangin, saat mengendarai sepeda motor di tempat tinggalnya
Foto: Tumenggung Sikar, pimpinan kelompok Orang Rimba di Desa Mentawak, Merangin, saat mengendarai sepeda motor di tempat tinggalnya (Dimas Sanjaya)
Jambi -

Sindikat penculikan Bilqis balita asal Makassar, Sulawesi Selatan, memanfaatkan keterbatasan literasi Suku Anak Dalam atau Orang Rimba di Merangin, Jambi. Pelaku membawa surat bermeterai agar komunitas adat tersebut percaya bahwa balita Bilqis merupakan anak terlantar yang perlu dirawat.

Modus ini membuat Orang Rimba tanpa sadar menjadi bagian dari rangkaian sindikat penculikan, sebelum akhirnya mereka sendiri ikut membantu menyelamatkan Bilqis.

"Ado surat resmi mamak, Bapaknyo ini, ado meterai 10.000. Apapun yang terjadi nanti keesokan hari, sayo bertanggung jawab, itu kato pelaku," kata Tumenggung Sikar, saat berbincang dengan detikSumbagsel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat resmi yang Sikar maksud itu adalah surat berisi pernyataan orang tua Bilqis menyetujui Bilqis dirawat oleh kelompok Orang Rimba. Yang membuat mereka percaya, karena adanya meterai seolah-olah surat itu resmi.

"Kami SAD baco, tulis, dak biso, jadi percayo bae," kata Sikar.

ADVERTISEMENT
Tumengging Sikar, pimpinan kelompok Orang Rimba di  Desa Mentawak, Merangin.Tumengging Sikar, pimpinan kelompok Orang Rimba di Desa Mentawak, Merangin. Foto: Dimas Sanjaya

Keterbatasan literasi ini menjadi tantangan hidup Orang Rimba, di tengah ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi dunia manusia yang cepat berubah. Saat detikSumbagsel ke lokasi, Orang Rimba kelompok Tumenggung Jon dan Tumenggung Sikar di Desa Mentawak, Merangin, sebagian Orang Rimba di sana telah memegang ponsel pintar.

Secara literasi, padahal mereka tak terlalu mantap dalam hal membaca dan mengetik. Ponsel pintar hanya digunakan untuk menelepon atau mengirim pesan suara saja sebagai komunikasi jauh. Kondisi demikianlah, membuat komunitas adat di Jambi ini rentan dimanfaatkan oleh orang luar, termasuk terhubunga jaringan sindikat perdagangan anak.

Padahal, Begendang Nerikai, pasangan yang merawat Bilqis itu berniat awal sebagai menolong dan merasa iba. Mereka iba lantaran disebut pelaku bahwa Bilqis merupakan anak terlantar.

"Dalam pikiran anak aku daripado anak ini dilempar di tempat lain, lebih baik dio yang merawat," ujar Sikar yang merupakan ayah dari Nerikai.

Untuk merawat Bilqis, pelaku Mery meminta uang pengganti Rp85 juta kepada Oranh Rimba. Uang itu disebut sebagai pengganti atas biaya merawat Bilqis yang diminta oleh Mery.

Di kelompok Orang Rimba, Bilqis dirawat seperti layaknya anak oleh Begendang dan Nerikai. Bilqis diasuh bersama 5 orang anak kandungnya yang lan. Bilqis dikasihi di atas sudung, gubuk beratap terpal yang menjadi tempat tinggal Orang Rimba di tengah hutan.

Namun, sudung tempat tinggal Begendang dan Nerikai kali ini berada di sebuah perkebunan kelapa sawit.

Kabar Bilqis merupakan korban penculikan ini pertama kali disampaikan kepada Tumenggung Joni, oleh aparat kepolisian Merangin dan Dinas Sosial Merangin, pada Jumat (7/11). Tumenggung Joni ketika itu dipercayai sebagai menjadi mediator atau pintu masuk aparat ke Orang Rimba.

Tumenggung Joni menyampaikan hal itu kepada Tumenggung Sikar, karena Begendang dan Nerikai berasal dari kelompoknya. Nerikai juga merupakan anak sulung dari Tumenggung Sikar.

Tumenggung Joni kemudian bertemu dengan Tumenggung Sikar bersama aparat melakukan pencarian Begendang. Kabar itu membuatnya Sikar terkejut dan membantu mencari anaknya yang berada bersama Bilqis.

"Sayo tekejut la, jadi korban ditipu jugo," kata Tumenggung Sikar, terpisah saat ditemui.

Misi pencarian Bilqis di kawasan Orang Rimba kemudian dimulai. Tiga tumenggung turun langsung melakukan pencarian, yakni, Joni, Sikar, dan Roni. Mereka kemudian mendatangi sudung tempat tinggal Begendang yang berada di Tanjung Lamin.

"Tempatnyo di Tanjung Lamin, cuma ditemukan tendanyo. Balik lagi kami, nyampe rumah, balek lagi, dak ado lagi, kami imbau-imbau dak ado," kata Sikar.

Rupanya Begendang dan Nerikai termasuk Bilqis, diajak Beranjak, aktivitas Orang Rimba, yang berpindah-pindah sudung atau tempat tingalnya. Pencarian pada hari pertama Jumat tak membuahkan hasil sampai Sabtu (8/11) dini hari.

Hari kedua, pencarian dilakukan kembali. Tumenggung Sikar mendapat kabar bahwa Begendang berada di kawasan Bukit Suban, yang sudah masuk wilayah penyangga Taman Nasional Bukit Duabelas, Kabupaten Sarolangun.

Mengetahui keberadaan itu pada Sabtu sore, Tumenggung Joni, Tumenggung Sikar, Tumenggung Roni, dan Nurul Anggraini pekerja sosial dari Dinas Sosial Merangin, pergi menuju keberadaan Begendang. Sementara itu, aparat kepolisian menunggu di rumah Tumenggung Sikar.

Sampai di lokasi, tiga tumenggung dan Nurul, menemukan Bilqis yang sudah akrab dengan orang tua angkatnya itu. Sementara Nurul merayu agar Bilqis mau diajak untuk kembali ke orang tua aslinya.

"Kami orang empat pergi ke sano, masuk ke dalam ketemu la anak itu. Kami kumpul di situ kami telepon la polisi yang dari Makassar itu," ujarnya.

Mobil Pajero Pelaku Jadi Jaminan

Dalam proses penyelamatan Bilqis, Begendang meminta uangnya Rp85 juta yang telah diserahkan ke pelaku dikembalikan karena merasa ditipu. Bagi Orang Rimba, perbuatan Mery telah melanggar hukum adat, sehingga harus dihukum melalui adat Orang Rimba.

"Harusnyo dio (pelaku) diserahkan ke kami dihukum adat. Kalo ngikut pemerintah, kalau hukum kepolisian, dia ini harus di balik ke Makassar," tambah Tumenggung Joni.

Selanjutnya, polisi kembali menginterogasi Mery yang sudah diamankan bersama AS (37). Di sana, mereka hanya memiliki mobil Pajero Sport, sebagai jaminan.

Mobil tersebut digadaikan kepada Tumenggung Joni, yang membantu agar pelaku dapat mengembalikan uang tersebut kepada Begendang.

"Apolah yang biso dijaminkan, satu-satunyk mobil. Mobil itu taruklah di tempat sayo, sebagai jaminan duit sayo, yang penting Bilqis ini cepat pulang," ucap Joni.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Mendikdasmen Imbau Sekolah Punya Aturan soal Antar-Jemput Siswa"
[Gambas:Video 20detik]
(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads