Pempek merupakan kuliner khas Palembang yang berbahan dasar daging ikan dan sagu. Makanan tradisional ini sudah dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia.
Cita rasa pempek yang gurih dan lembut menjadikannya makanan favorit warga lokal untuk sarapan hingga cemilan malam hari. Mereka tidak bosan menikmati pempek dengan kuah cuko yang kental dan pedas.
Di balik kepopuleran pempek sebagai makanan khas Palembang, tersimpan sejarah dan asal-usul yang cukup mendalam. Kemunculan pempek tidak terlepas dari orang-orang Tionghoa yang menetap di tanah Sriwijaya.
Sejarah Pempek
Dalam buku Pempek Palembang Makanan Tradisional dari Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan yang diterbitkan Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang tahun 2014, terdapat beberapa teori mengenai asal-usul pempek di Palembang.
Pendapat pertama, menyebutkan bahwa pempek sudah ada sejak masa Kerajaan Sriwijaya, sekitar abad ke-7. Hal ini merujuk pada Prasasti Talang Tuwo yang menunjukkan bahwa tanaman sagu telah dikenal masyarakat Palembang pada masa tersebut.
Ada juga yang menyatakan pempek berasal dari budaya masyarakat Kayuagung. Suku ini gemar berdagang dan dalam perjalanan itu, mereka kerap memperoleh sagu serta ubi dari bandar dagang yang disinggahi.
Dari situlah timbul ide dari pedagang untuk mencampur sagu dengan ikan hasil tangkapan selama pelayaran sebagai bekal saat perjalanan dagang. Pandangan ini diperkuat dengan kenyataan pempek dan kemplang terbaik di Sumsel banyak berasal dari Kayu Agung.
Simak Video "Video: Rayakan HUT RI, Kafe Ini Jual Gethuk Goreng Merah Putih"
(mep/mep)