Puluhan warga Pandak, Bantul, mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan buka puasa di salah satu masjid di Jodog, Gilangharjo. Mereka mengalami muntah-muntah dan diare. Camat Pandak Nanang Dwi Atmoko menyebut penyebabnya diduga karena tempat rice bowl yang jamuran.
Dilansir detikJogja, insiden keracunan itu bermula saat salah satu masjid di Jodog menggelar buka puasa bersama pada Sabtu (15/3/2025) petang. Hal itu diungkapkan Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiyantara.
"Kejadiannya ini buka bersama di masjid daerah Jodog hari Sabtu. Untuk menu takjilnya adalah rice bowl," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (18/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pada hari Minggu (16/3/2025), beberapa orang mengeluh sakit perut hingga muntah-muntah. Selain itu, ada pula yang mengalami diare.
"Hari Minggu sudah ada yang mulai sakit kemudian yang hari Senin (17/3) tambah lagi. Keluhan mereka mual, muntah-muntah hingga diare," ucapnya.
Agus mengungkapkan, jumlah orang yang mengalami gejala tersebut mencapai puluhan orang. Sebagian besar adalah anak kecil.
"Nah, dilaporkan ke Puskesmas itu baru Senin sore dan kita melakukan pelacakan. Berdasarkan data sementara, ada 10 orang yang rawat jalan di Puskesmas Pandak, lalu ada 11 orang rawat jalan di rumah sakit UII (Universitas Islam Indonesia)," ujarnya.
"Terus ini tadi ada laporan masuk tiga orang rawat inap. Jadi total yang mengalami gejala keracunan ada 24 orang, kebanyakan anak-anak tapi yang dewasa ada juga," lanjut Agus.
Agus menyebut saat ini Dinkes terus melakukan tracing melalui masing-masing Puskesmas di Bantul. Sedangkan penyebab puluhan orang itu mengalami gejala keracunan diduga karena makanan yang dikonsumsi.
"Kemungkinan ke arah keracunan makanan, jadi kemungkinan ada kuman di menunya tersebut. Untuk rice bowl itu isinya nasi, telur dadar dan ayam," katanya.
Sementara itu, Camat Pandak, Nanang Dwi Atmoko menjelaskan takjil berupa rice bowl itu diberikan oleh seseorang. Adapun rice bowl itu berisi nasi putih, telur ceplok, dan ayam goreng tepung bertabur wijen.
"Kejadiannya itu kemarin kan makan takjil karena ada orang yang memberikan sedekah takjil berupa rice bowl. Lalu hari Senin (17/3) siang beberapa anak mengeluh mual, muntah, diare," kata Nanang.
"Korban total ada 26 berusia di bawah 15 tahun, itu yang dilaporkan ke saya dan semua sudah tertangani," lanjutnya.
Nanang menerangkan kondisi terkini 26 anak itu sudah kembali ke rumahnya masing-masing sehingga tidak ada anak yang menjalani rawat inap.
"Sudah pulang semua, karena tidak terlalu parah, mereka hanya mengalami muntah-muntah dan diare saja. Terus kemarin hanya observasi saja, jadi tidak ada yang rawat inap," ujarnya.
Nanang menduga insiden keracunan tersebut berhubungan dengan wadah rice bowl. Sebab, untuk makanan terbilang masih fresh.
"Kemungkinan kemarin dari tempat rice bowl agak menjamur. Jadi lebih ke tempat makanannya, itu dugaan sementara," katanya.
Berkaca dari kejadian itu, Nanang meminta kepada penyelenggara buka bersama di masjid agar tidak sembarangan menerima takjil. Hal itu untuk mencegah kejadian serupa terjadi.
"Ya kejadian ini untuk pembelajaran, jadi kalau ada takjil dari orang luar harus lebih hati-hati lagi," ujarnya.
(dai/dai)